HAI-Online.com - Guru-guru di SMA dan SMK di Bali mulai adopsi teknologi imersif berupa virtual reality (VR) dalam proses pembelajarannya.
Salah satu sekolah yang menerapkan yakni guru SMAN 4 dan SMKN 1 Denpasar, Bali.
“Antusiasme belajar murid meningkat saat menggunakan VR tersebut. Murid menjadi lebih bersemangat karena bisa merasakan hal-hal yang susah mereka dapatkan secara langsung di dunia nyata,” ujar Guru SMAN 4 Denpasar, Dewa Made Yuda Andika, dilansir dari Kominfo, Rabu (5/10/2022).
Dewa menambahkan, adopsi teknologi VR ini juga membantu gaya belajar murid yang punya minat dan bakat kinestetik agar lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan.
“Selain VR, harapannya selalu ada inovasi teknologi yang dapat membantu proses belajar mengajar seiring dengan dinamisnya perkembangan zaman,” katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1 Denpasar, I Ketut Suparsa mengungkapkan kalau pemanfaatan teknologi VR membantu murid dalam melakukan simulasi praktik saat belajar.
Baca Juga: Siswa SMA Asal Sumbar Bikin Helm Anti Ngantuk! Begini Cara Kerjanya
“Misalnya, murid jurusan teknik dapat melakukan simulasi tanpa menggunakan alat asli namun tetap mendekati aslinya, sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan praktik,” terangnya.
Ketut menjelaskan, saat ini belum semua pelajaran menggunakan VR, karena perlu membuat modul untuk masing-masing pelajaran yang memakai alat tersebut.
Nantinya pihaknya bakal berusaha agar VR tersebut dapat digunakan di semua pelajaran.
“Karena adopsi teknologi ini bantu meningkatkan efektivitas pembelajaran di sekolah, jadi kami bakal terus mencoba mengoptimalkan penggunaannya,” jelasnya.
Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pendidikan, Kesehatan, dan Pariwisata Ditjen Aptika, Dikki Rukmana menjelaskan kalau Direktorat Ekonomi Digital Kemkominfo berikan alat VR pada perwakilan sekolah di Bali untuk mengadopsi teknologi 4.0 dalam belajar mengajar.
“Kami berikan masing-masing 10 kacamata VR untuk 2 sekolah, yakni SMAN 4 dan SMKN 1 Denpasar,” terangnya.
Pemilihan sekolah ini dari random sampling tempat mengajar guru-guru peserta piloting yang sudah dilakukan dari Juni 2022 lalu.
“Tujuannya buat melihat implementasi yang diterapkan guru dari awal piloting sampai saat ini,” jelas Dikki.
Direktorat Ekonomi Digital berkolaborasi bersama startup Millealab dalam memberikan pengetahuan pembuatan modul belajar dan penggunaan aplikasi VR.
Selain VR, ada augmented reality (AR), video based learning, cloud computing, dan big data.
“Pemilihan lokasi di Bali karena ini jadi salah satu lokasi yang termasuk dalam 45 kawasan prioritas yang jadi target kami,” paparnya.
Selain Bali, Kemkominfo bakal berikan 100 kacamata VR buat sekolah yang ada di Biak, Papua pada Oktober ini.
Selama proses piloting, Kemkominfo kolaborasi bareng Kemendikbudristek, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, startup Millealab, Pahamify, Sekolahan.id, dan Melajah.id.
Tahap akhir dari piloting rencananya bakal rampung November 2022 mendatang.
Siapa yang udah nggak sabar belajar pake kacamata VR juga? (*)