"Maaf" untuk Hari Pendidikan Nasional

Kamis, 02 Mei 2013 | 05:46
Hai Online

Maaf untuk Hari Pendidikan Nasional

Hari ini kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Setiap tangal 2 Mei, kita mengulang-ulang perayaannya. Sebab kita ingin mengenang dan menghargai sosok Ki Hajar Dewantara (lahir tahun1889), ia pahlawan pelopor pendidikan di Indonesia, kalau ia masih hidup maka usianya sudah mencapai 124 tahun.

Seharusnya apa yang telah diperjuangkannya dulu, bisa membuat bangsa ini terpicu untuk semakin cerdas dan meraih banyak prstasi gemilang. Tapi, sebagaimana proses roda berputar, mungkin saja pendidikan kita saat ini masih berada di bawah, tapi percayalah suatub saat nanti dari kita akan bisa menjadi sosok generasi penerus pendidikan sehingga bisa membawa perubahan mencapai tingkat pendidikan yang semakin meningkat dan menjulang.

Ya, dalam masa ini, salah satu sosok pendidikan tanah Air, Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyampaikan satu permohonan maafnya atas pelaksanaan ujian nasional (UN) beberapa waktu lalu. Kita tahu, UN sebagai penentu kualitas pendidikan kita sedang dalam masa kritis, makanya ia menyampaikan ini tepat di hari pendidikan nasional, Kamis (2/5) di Jakarta.

"Atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saya menyampaikan permohonan maaf atas persoalan penyelenggaran UN tingkat SMA tahun ini," kata Nuh menyambut insane pendidikan di Gedung Kementerian Pendidikan dna Kebudayaan, Jakarta.

"Hal ini harus dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam memberikan layanan pendidikan merata kepada masyarakat," kata Nuh lagi.

Selanjutnya, ia memaparkan pemilihan tema Hari Pendidikan Nasional kali ini menggambarkan kesungguhan dari pihak kementerian untuk mewujudkan layanan pendidikan yang menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan prinsip pendidikan untuk semua ataueducation for all.

"Pendidikan itu tidak membedakan asal usul, status sosial, ekonomi, dan kewilayahan," ujar Nuh.Untuk itu, tidak ada alasan karena wilayah yang terpencil kemudian pelayanan pendidikan menjadi tidak optimal dan tertinggal. Hal ini sempat ditunjukkan saat pelaksanaan UN tahun ini. Pihak kementerian mendahulukan distribusi ke wilayah terpencil agar sampainya bersamaan dengan yang di wilayah terdekat.

"Kami benar-benar fokus untuk memeratakan pendidikan di Indonesia, tidak hanya dari meratanya akses, tetapi juga biaya," ujar Nuh.

"Untuk Selamat Hari Pendidikan Nasional," ucapnya.

Hmm maaf aja nih, Pak? Nilai UN temen-temen kita nggak jeblok kan?

Tag

Editor : Hai