Lomografi, Lebih Seru Dari Fotografi Digital

Senin, 02 Februari 2015 | 03:09
iamalvin

Lomografi Lebih Seru Dari Fotografi Digital

Di tengah maraknya DSLR dan smartphone berkamera canggih dengan aplikasi edit foto beragam filter, masih ada sekelompok orang yang rela ribet-ribet menggunakan kamera analog. Bukan karena anti digital atau sok hipster, Lomonesia punya tujuan sendiri yang dijunjung tinggi.

"Lomonesia dibentuk untuk mempertahankan fotografi analog agar tetap hidup, dan sebagai wadah dan pusat informasi bagi para Lomografer untuk berkreativitas, saling berbagi ilmu dengan cara yang positif," ucap Ratih, project manager Lomonesia.

Sebagai sebuah komunitas, Lomonesia beberapa kali mengalami masalah yang cukup berat. "Misalnya kalau males banget motret, malas proses film, Lomonesia ditinggali peminat karena perkembangan jaman dan sudah banyak aplikasi foto yang punya efek mirip lomo," lanjut Ratih.

Tak putus asa, Lomonesia terus memasyarakatkan analog. "Minimal satu kali dalam satu bulan kita pasti mengadakan gathering atau LomoWalk (hunting foto) ke tempat-tempat menarik di Jakarta sekalian untuk memberitahu masyarakat kalau masih ada loh komunitas yang menggunakan kamera analog. Sambutan masyarakat mayoritas positif!" kata Ratih.

"Tapi apapun keadaannya kita jalaninnya fun aja sih. Terlebih karena memang hasil foto langsung dari kamera Lomo rasanya berbeda dari aplikasi digital yang monoton, proses mulai dari motret, develop film, scan film sampai cetak hasilnya itu pasti beda rasanya. Ada kepuasan tersendiri," lanjut Ratih.

Kini mereka mempunyai lebih dari 150 orang anggota aktif yang tersebar di Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Malang, Bali, Makassar, dan Medan. Lomonesia juga membuka toko online Lomography Embassy Store Jakarta buat memudahkan pecinta lomo mencari alat-alat pendukung hobinya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya