Kolaborasi Seniman Indonesia, Jepang, Belanda Dalam Opera Tari Gandari

Kamis, 04 Desember 2014 | 15:58
Ega Hai

Kolaborasi Seniman Indonesia Jepang Belanda Dalam Opera Tari Gandari

Apa jadinya jika seni sastra, musik kontemporer, tari dan tata rupa digabungkan dalam sebuah pementasan opera tari?

Berawal dari puisi karya Goenawan Muhammad berjudul Gandari, ide menggarap Opera Tari Gandari pun tercetus. Adalah Yudi Ahmad Tajudin, sutradara teater kontemporer Indonesia yang mencoba mewujudkan ide tersebut dengan turut menggaet seniman-seniman hebat dari Indonesia, Jepang dan Eropa.

"Banyak dari kita tahu tentang Mahabharata, apalagi ada serialnya juga kan di telvisi. Tapi mungkin sangat sedikit sekali yang mengenal tokoh Mahabharata ini, Gandari. Dia adalah ibu dari Kurawa. Yang membuat saya tertarik dengan puisi ini adalah Gandari bukan model moral tertentu seorang perempuan. Bukan yang setia, dan lain-lain. Gandari ini sebagai subjek yang punya perasaan, pikiran-pikiran dan juga kemarahan dan kemudian menutup matanya kepada dunia. Saya cukup suka dengan tafsir ini dan saya membayangkan pertunjukkan ada unsur tari, lagu, musik yang dominan," tutur Yudi, dalam jumpa pers Opera Tari Gandari, di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Kamis (4/12).

Kisah Gandari ini akan dibagi dalam empat babak selama durasi 60 menit dan akan menampikan musik baru karya Tony Prabowo. Tony khusus membuat musik kontemporer awal abad 20 yang merupakan genre, istilah yang berasal dari musik klasik barat. Yang tentunya, dicampur dengan pengaruh musik tradisional Indonesia.Pertunjukkan yang didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya ini akan menampilkan koreografer terkemuka Jepang, Akiko KItamura, dengan penari-penari terbaik dari Indonesia dan Jepang.

"Saya sangat senang bisa dilibatkan dalam proyek ini. Kadnag-kadang kami kesusahan juga karena berdiskusi lewat internet sebelum akhirnya kita bertemu. Tapi dia (Yudi) membebaskan, berkolaborasi dengan dancer muda juga kita terbuka mereka bisa memberi masukan. Tapi sebenarnya kita nggak familiar dengan Mahabharata, khususnya Gandari. Karena ceritanya sangat berat," papar Akiko.

Puisi Gandari akan dinyanyikan oleh seorang soloist dari Belanda, Katrien Baerts, dengan para narator yaitu Sita Nursanti dan Landung Simatupang, diiringi oleh padauan suara Batavia Madrigal Singers dari Indonesia. Sementara orkestra yang mendukung pentas ini adalah Asko Schonberg-Slagwerk Den Haag dari Belanda.

Kalian bisa mengenal lebih jauh tentang Gandari ini lewat Opera Tari Gandari, yang akan digelar pada 12-13 Desember 2014 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada pukul 20.00 WIB. Tiket pertunjukan dibagi dalam tiga kelas, VIP seharga Rp 350 ribu, Kelas I Rp 250 ribu dan Kelas II Rp 150 ribu.

Tag

Editor : Ega Hai