Insiden Stadion Kanjuruhan Malang Renggut Penggemar Bola Usia Remaja, Bobotoh: Semoga Ini Yang Terakhir Kalinya

Senin, 03 Oktober 2022 | 19:35
Twitter/madabakhladev

Penggemar bola usia remaja jadi korban insiden kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

HAI-Online.com - Sepak bola seharusnya jadi salah satu olahraga yang menyenangkan dimainkan ataupun disaksikan oleh siapapun penggemar bola.

Baru-baru ini berita duka datang dari insiden kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) lalu saat laga Arema FC melawan Persebaya.

Dilansir dari Kompas.com, terhitung sebanyak 450 orang menjadi korban dalam insiden tersebut dan 125jiwa di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia.

Nggak sedikit para penggemar sepak bola yang jadi korban justru berasal dari usia remaja dan pelajar.

Baca Juga: Selamat dari Kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Netizen Bagikan Kronologi Kepanikan Penonton Karena Gas Air Mata

Ucapan belasungkawa bertaburan di berbagai media sosial sebagai bentuk solidaritas dari para pecinta sepak bola Tanah Air.

Setidaknya terdapat sekitar 6 sekolah yang telah mengunggah poster duka cita melalui akun resminya di Instagram atas kehilangan murid kesayangan akibat insiden Stasion Kanjuruhan.

Beberapa sekolah tersebut yakni SMKN 1 Malang, SMKN 4 Malang, SMKN 5 Malang, SMKN 7 Malang, SMKN 11 Malang, dan SMPN 8 Malang.

Akibat insiden tersebut, beragam suporter dari klub bola Indonesia menggelar aksi solidaritas di berbagai tempat.

Baca Juga: FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang Demi Hormati Para Korban Tragedi Kanjuruhan

Salah satunya datang dari kota Bandung. Para Bobotoh (sebutan fans Persib Bandung) menggelar aksi solidaritas untuk korban jiwa Aremania dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

Ratusan Bobotoh menggelar aksinya di taman Cikapayang Bandung pada hari Minggu (2/10) malam lalu.

"Dengan kejadian yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang itu, menjadikan kami untuk berpikir ke depannya agar tidak terjadi lagi," ungkap Lucky, salah satu suporter yang ditemui Kompas.com.

"Mudah-mudahan ini yang terakhir kalinya di sepak bola Indonesia," harapnya.

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya