Universitas Padjadjaran atau disingkat Unpad merupakan sebuah nama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Secara umum, kampus Unpad terbagi menjadi dua yaitu Kampus Unpad Iwa Koesoemasoemantri di jalan Dipati Ukur 35 Bandung dan kampus Unpad Jatinagor di Kabupaten Sumedang.
Selain dua tempat tersebut, terdapat pula kampus yang tersebar di beberapa lokasi di area Kota Bandung diantaranya yaitu Sekeloa, Singaperbangsa, Dago 4, Simpang Dago, Dago Pojok, Banda, Cisangkuy, Eikman, Pasirkaliki, Teuku Umar, dan beberapa lokasi lain yang dimanfaatkan unit Kampus Unpad.
Belum lama ini, tepatnya 20 Oktober 2014 lalu, Unpad bersama 3 kampus lainnya mengubah status dari PTN Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Peresmian tersebut langsung ditanda tangani oleh Peraturan Pemerintah (PP) dan ditanda tangani oleh mantan presiden RI Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Itu artinya, kampus berstatus PTN-BH memiliki kewenangan otonomi yang lebih luas, baik otonomi akademik maupun non-akademik.
Misal di bidang akademik, Unpad memiliki kewenangan mengembangkan program studi (prodi), akreditasi dan internasionalisasi yang bisa merespons kebutuhan pasar dan aspek strategis di pemerintahan.Jadi peningkatan kualitas bisa melesat, sesuai kebutuhan.
Sedangkan pada bidang non-akademik, otonomi yang dilakukan adalah mengembangkan berbagai aset produktif untuk mendukung aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi, seperti pembukaan usaha dari unit strategis atau meningkatkan tata kelola seperti compliance, dari penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) juga bisa dilaksanakan secara otonomi. Intinya, kampus berusaha meningkatkan kualitas lulusan sehingga mampu berdaya saing regional, nasional, dan internasional lebih pesat dari sebelumnya.
Sejarah Padjadjaran Menjadi Universitas
Untuk kearifan akademika, kita juga perlu mengenal sejarah kampus Unpad. Seperti awal mula pemilihan nama "Padjadjaran" misalnya yang diambil dari nama kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Padjadjaran, yang dipimpin oleh Raja Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M).
Nama ini merupakan nama yang paling terkenal dan dikenang oleh rakyat Jawa Barat, karena Padjadjaran termasuk sosok raja yang termashur di antara raja-raja yang ada di tataran Tanah Sunda pada masa itu.
Nah, Universitas Padjadjaran didirikan atas inisiatif para pemuka masyarakat Jawa Barat yang waktu itu menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat mendapatkan pendidikan tinggiyang layakuntuk mempersiapkan masa depan mereka.
Untuk diketahui saja, pada 1950-an, di Bandung sebenarnya telah ada beberapa perguruan tinggi seperti Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia (UI) dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Namun, masyarakat tadi ingin lebih dari itu, mereka menghendaki sebuah universitas negeri yang menyelenggarakan pendidikan dari berbagai disiplin ilmu.
Setelah melalui serangkaian proses panjang, pada tanggal 11 September 1957 Universitas Padjadjaran secara resmi didirikan melalui Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1957dan diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno tepat pada tanggal 24 September 1957. Lahirnya Universitas Padjadjaran merupakan puncak dari gerakan pencerdasan kehidupan masyarakat Jawa Barat yang sudah dirintis oleh beberapa tokoh, antara lain Raden Dewi Sartika, Siti Jenab, Ayu Lasminingsih, K.H. Abdul Halim, dan K.H. Hasan Mustofa.
Masa Awal Unpad Berdiri
Pada awal berdirinya, Unpad memiliki 4 fakultas : Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi (keduanya berawal dari Yayasan Universitas Merdeka di Bandung), Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP, penjelmaan dari PTPG di Bandung), dan Fakultas Kedokteran.
Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) sebagai perubahan dari Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963-1964, FPJ dan FKIP melepaskan diri dari Unpad dan masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga dan Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).
Dalam kurun waktu 6 tahun, di lingkungan Unpad bertambah 8 fakultas yakni: Fakultas Sosial Politik (13 Oktober 1958, sekarang FISIP), Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, 1 November 1958), Fakultas Sastra (1 November 1958, kini menjadi Fakultas Ilmu Budaya), Fakultas Pertanian (Faperta, 1 November 1959), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG, 1 November 1959), Fakultas Publisistik (18 September 1960, sekarang menjadi Fikom), Fakultas Psikologi (FPsi, 1 September 1961), dan Fakultas Peternakan (Fapet, 27 Juli 1963).
Tahun 2005, Unpad membuka 3 fakultas baru Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK, 8 Juni 2005), Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan (FPIK, 7 Juli 2005), dan Fakultas Teknik Industri Pertanian (FTIP, 13 September 2005).
Selama 2 tahun kemudian, Unpad meningkatkan status 2 jurusan di FMIPA, yaitu Jurusan Farmasi menjadi Fakultas Farmasi (17 Oktober 2006), serta Jurusan Geologi menjadi Fakultas Teknik Geologi (FTG, 12 Desember 2007).
Dalam rangka meningkatkan performa universitas, pada 7 September 1982, Unpad membuka Fakultas Pascasarjana. Fakultas ini menyelenggarakan pendidikan jenjang S-2 (Program Magister) dan S-3 (program Doktor). Pada perkembangan selanjutnya, Fakultas Pascasarjana statusnya berubah menjadi Program Pascasarjana. Sebagai upaya memenuhi tenaga-tenaga terampil ahli madya, maka Unpad juga menyelenggarakan pendidikan Program Diploma (S-0) untuk beberapa bidang ilmu.
Untuk lebih detail, ini dia fakultas dan program studi Unpad antara lain :
1. Fakultas Hukum2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis3. Fakultas Kedokteran4. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam5. Fakultas Pertanian6. Fakultas Kedokteran Gigi7. Fakultas Ilmu Budaya8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik9. Fakultas psikologi10. Fakultas Keperawatan11. Fakultas Ilmu Komunikasi12. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan13. Fakultas Teknologi Industri Pertanian14. Fakultas Farmasi15. Fakultas Teknik Geologi16. Fakultas Peternakan.
Sejarah Kampus Jatinangor
Terinspirasi oleh "Kota Akademik Tsukuba", Rektor keenam Unpad, Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja menggagas "Kota Akademis Manglayang", yang terletak di kawasan kaki Gunung Manglayang. Konsep tersebut menjawab permasalahan kampus Unpad yang tersebar di 13 lokasi yang berbeda sehingga menyulitkan koordinasi dan pengembangan daya tampung, selain untuk meningkatkan produktivitas, mutu lulusan, dan pengembangan sarana/prasarana fisik.
Sejak tahun 1977, Unpad merintis pengadaan lahan yang memadai dan tahun 1979 baru disepakati dengan adanya penunjukkan lahan bekas perkebunan di Jatinangor.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987, kawasan itu meliputi luas 3.285,5 Hektar, terbagi dalam 7 wilayah peruntukkan. Khusus untuk Unpad, wilayah pengembangan kampus di Jatinangor mencakup 175 h.
Secara bertahap, Unpad telah mulai memindahkan kegiatan pendidikannya ke Jatinangor sejak 1983, yang diawali oleh Fakultas Pertanian. Kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas lainnya yang ada di lingkungan Unpad. Pada 5 Januari 2012, gedung Rektorat Unpad resmi pindah ke Jatinangor.