KataProf. Dr. M. Aman Wirakartakusumah, kalau kita mau maju, bikin saja bisnis yang bagus, tapi kalau mau maju dan punya dampak besar bagi bangsa, jadilah profesional teknik!
Yap, begitu Rektor Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI)- the Sampoerna University ini mengakui kalau lulusan Sarjana Teknik itu penting bagi negeri.
"Jawaban untuk pembangunan masa depan yang kuat adalahengineering, keteknikan. Dengan menjadi Sarjana Teknik, maka bekal kita menghadapi tantangan masa kini sudah ada," ujar Aman dalam suatu diskusi "Krisis Insinyur Indonesia" pada Jumat (20/6) lalu, di Pacific Place, Sudirman, Jakarta.Saat ini, katanya peminat jurusan Teknik masih sedikit. Bahkan, peminat yang ada pun, ternyata belum tertampung sepenuhnya kalau melihat ketersediaan jumlah kursi pendidikan teknik yang ada. Padahal, data Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyebut Indonesia butuh 175.000 insinyur/ST per tahunnya. Sayang, jumlah itu masih jauh dari kebutuhan, sebab kita baru bisa menghasilkan 42.000 ST.
Untuk itulah, kampus USBI memperkenalkan rencana empat Program Studi yang kali itu bekerjasama dengan salah satu kampus teknik terbaik di Amerika, yaitu Louisiana State University (LSU). Dengan menyediakan pilihan jurusan Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Elektro, dan Ilmu Komputer, kampus ini berupaya memenuhi kebutuhan ahli teknik.
Dr. Warren Waggenspack, selaku Associate Dean Lousiana State University (LSU) College of Engineering percaya kerjasama LSU danUSBI ini merupakan cara yang tepat untuk mengedepankan kualifikasi jurusan teknik yang ada. Bahkan bukan sekadar menyuplai lulusan Sarjana Teknik, tetapi lebih dari itu.
"Sarjana teknik memang penting, tapi Profesional Teknik justeru lebih penting lagi," ujarnya.
Profesionalengineering, menurutnya berbeda terminologi dengan Sarjana Teknik biasa. Kampus USBI dan LSU akan berusaha mendidik profesional engineering dengan kualifikasinya keinsinyuran berstandar internasional.
"Setelah seorang berhasil menjadi ST, dia harus juga mengikuti ujian untuk menjadi seorang ahli teknik. Kalau di Amerika yang menyelenggarakan itu ABET. Nah, kerjasama USBI dan LSU ini akan melakukan itu semua," jelas Warren yang kali itu menyampaikan hal yang sama kepada audiens di @america Jakarta.
Dengan mendapat pendidikan teknik, pengajar dan praktik yang sama dengan di Amerika, melanjutkan pendidikan teknik di USBI-LSU kita akan mendapat predikat double degree. Nggak cuma itu, kita juga akan memperluas populasi pelajaran secara internasional dan bisa mengikuti program internship selama 6 bulan di perusahaan yang telah bekerjasama.
Yang menggembirakan lagi, belajar teknik di USBI-LSU Jakarta, kita juga bakal mendapat pendidikan teknik sekelas Amerika, tetapi bea yang dikeluarkan tidak sampai setengahnya.
Misal jika kuliah penuh di LSU Amerika, kita bisa menghabiskan dana sebesar USD 150.000 sampai lulus. Apalagi kalau mengambil teknik di MIT habis sudah USD 250.000. Tetapi kalau di USBI Jakarta kisarannya hanya USD 50.000 saja, bahkan untuk angkatan pertama ini USBI menjamin peserta didik hanya akan mengeluarkan bea yang berkisar USD 32.000 saja.
Jadi, nggak perlu jauh-jauh ke Amrik, belajar ilmu teknik cukup di dalam negeri saja. Selain bea-studi irit, kualifikasinya bikin kita jadi insinyur profesional yang menguasai iptek dan sanggup mengaplikasikan riset dan yang pasti menjamin kita menjadi insinyur profesional yang tidak hanya berkemampuan tetapi juga berjaringan global.