Menurut laporanSpace,Badan Administration Penerbangan dan AntariksamilikAmerika Serikatituakan melakukan misi tes pertahanan planet yakniuntukmelindungi Bumi dari potensi dampak asteroid.
Ini juga merupakan momen pembuka era baru tata surya yang direncanakan NASA sebagai bagian dari kelanjutan misi Double Asteroid Redirection Test (DART).
Misi ini sudah dimulai sejak musim gugur tahun lalu. Dimana NASA menerbangkanpesawat ruang angkasa mereka yang mengemban misi menabrak asteroid sebesar bangunan Koloseum di Roma.
Pesawat itu telaj berhasil diluncurkan dari Negara Bagian California, Amerika Serikat, pada Selasa (23/11) malam, akhir tahun lalu.
Dilansir dari Science Alert, pesawat itu berbentuk kotak dan lebarnya 1,22 meter.Dalam misiUji Pengalihan Asteroid Ganda ini, pesawat antariksa dengan misi DART ini telah menempuh jarak hampir 11,1 juta km.
Targetnya, wahana DART menabrakkan diri ke asteroid Dimorphos yang ukuran diameternya 160 meter, setara dengan Koloseum Roma.
Nah, menurut jadwal pesawat DART bakal sengaja menabrakkan kepalanya lebih dulu ke asteroid kecil ditanggal 26 September 2022.
Para ilmuwan berharap bahwa jika asteroid berbahaya mendekati bumi, maka ia akan mengancam planet ini di masa depan.Untukitu, misi seperti DART akan dapat mencegah bencana tak diinginkan itu.
"Objek-objek ini meluncur melalui ruang angkasa dan tentu saja telah melukai bulan dan seiring waktu juga di Bumi punya dampak besarnya bagi kita," ucap administrator asosiasi NASA untuk sains, Thomas Zurbuchen dilansir Space, pekan lalu.
Ia menambahkan, serangkaian misi baru NASA lakukan bertujuan untuk memahami dan mengukur ancaman tersebut dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya."DART adalah misi pertama yang mencoba untuk benar-benar menghindari objek ancaman dalam eksperimen langsung," simpul Zurbuchen.Para ilmuwan telah mengidentifikasi dan memetakan orbit dimana hampir 30.000 asteroid yang bergerak di sekitar tata surya di lingkungan Bumi.
Semua batuan luar angkasa itu tidak pernah berpapasan dengan Bumi atau sangat kecil sehingga, jika terjadi, mereka akan terbakar tanpa bahaya di atmosfer Bumi.Namun, kemungkinan dampak asteroid di masa depan dapat membahayakan Bumi. Maka dari itu diperlukan persiapan jika hal ini terjadi.
Pesawat ruang angkasa DART akan menabrak asteroid kecil bernama Dimorphos, yang seperti jarum jam mengorbit asteroid dekat Bumi yang lebih besar bernama Didymos setiap 11 jam dan 55 menit.
Para ilmuwan di Bumi akan menghabiskan waktu berminggu-minggu setelah dampak tersebut mengukur perubahan aktual di orbit bulan untuk membandingkan dengan prediksi mereka."Ini bukan hanya acara satu kali saja," tutur kepala koordinasi DART di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins di Maryland, Nancy Chabot.
Menurutnya, apa yang terjadi pada Dimorphos nanti paska ditarbarak DART akan menjadi pengetahuan penting, untuk memahami potensi menerapkan teknik menyelamatkan bumi ini di masa mendatang. (*)