HAI-Online.com - Sering mengalami kesemutan ternyata nggak bisa dianggap sepele, karena hal tersebut menandakan kondisi yang berbahaya.
Kesemutan sendiri merupakan sensasi tertusuk-tusuk, terbakar dan mati rasa di bagian tubuh tertentu, seperti ada ratusan semut yang tetiba menggerayangi tubuh. Istilah medisnya yakni parestesia.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya, Era Catur Prasetya menjelaskan, kesemutan yang berlangsung lama atau berulang-ulang dapat menandakan kondisi yang berbahaya.
Menurutnya, penyebab kesemutan bisa timbul karena aktivitas yang terlalu tegang dan dalam waktu lama.
Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh.
“Kesemutan yang terjadi diiringi gejala lain, perlu diperhatikan. Kesemutan bisa saja menjadi awal gejala penyakit atau sebaliknya, karena penyakit yang diderita,”tutur Catur dilansir dari laman UM Surabaya, Selasa (6/9/2022).
Baca Juga: Kemenpora dan Unesa Kerja Sama Bikin Sentra Pembinaan Para Atlet
Ia menjelaskan, jika kesemutan diiringi dengan rasa haus, seringnya intensitas buang air kecil, berat badan turun walaupun banyak makan, nyeri seperti ditusuk-tusuk pada telapak kaki, segera lakukan pemeriksakan.
Bisa jadi ini gejala lain komplikasi Diabetes Mellitus (kencing manis).
Kedua, kesemutan juga bisa terjadi karena kekurangan kalsium. Kalsium merupakan jenis mineral penting yang dibutuhkan untuk kontraksi otot dan transmisi syaraf.
Kekurangan kalsium bisa menyebabkan kram otot dan kesemutan, tetapi mungkin juga menandakan masalah gagal ginjal, kekurangan vitamin D dan Hipoparatiroidisme (penurunan fungsi kelenjar paratiroid).
Ketiga, kesemutan akibat cedera. Kesemutan dan kram akibat trauma kompresi saraf dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan atau cedera pada tulang belakang.
Cara mengatasi kesemutannya adalah dengan konsultasi ke rumah sakit untuk mencari penyebabnya dan dilakukan fisioterapi.
Keempat, kesemutan karena Rheumatoid Arthritis (Rematik). Menurut Merck Medical Library, Rheumatoid Arthritis dari pergelangan kaki dapat menyebabkan tekanan dan pembengkakan yang akan memicu kesemutan di kaki.
“Usahakan agar kaki tetap terangkat ke atas untuk meringankan gejala. Tetapi pada beberapa kasus kronis, dokter mungkin akan menyarankan operasi,” ujarnya.
Untuk penderita penyakit jantung, kesemutan bisa terjadi karena ada darah yang membeku dan menempel sehingga terbawa aliran darah ke otak.
Jika bekuan darah tersebut menyerang daerah sistem saraf sensorik, maka akan terjadi kesemutan pada beberapa bagian tubuh atau sebelah.
Namun jika yang terserang adalah daerah sistem motorik, maka cenderung akan terjadi kelumpuhan.
Kesemutan bisa sebagai pertanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat.
Gejala lain yang muncul, rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.
“Melakukan pola hidup sehat adalalah cara mengatasi kesemutan yang paling mudah. Perbanyak konsumsi vitamin B kompleks karena berfungsi untuk metabolisme tubuh yang memelihara fungsi saraf,” pungkas Catur. (*)