Begini Tips Cegah Infeksi Jamur Kulit dari Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya

Kamis, 18 Agustus 2022 | 09:43
Shutterstock

Illustrasi infeksi jamur. Dosen UM Surabaya, Anindita Riesti Retno Arimurti bagikan tips cara mencegah infeksi jamur kulit atau mikosis.

HAI-Online.com - Infeksi jamur atau mikosis merupakan infeksi jamur yang menyerang dari lapisan terluar kulit hingga organ dalam seseorang.

Secara alami, jamur dapat ditemukan di tubuh seseorang termasuk kulit dan nggak menimbukan masalah. Akan tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan jamur berkembang biak dengan cepat dan mengakibatkan infeksi.

Dosen Mikologi Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) UM Surabaya, Anindita Riesti Retno Arimurti menjelaskan infeksi jamur kulit biasanya dapat terjadi pada area kulit seseorang yang lembab, seperti ketiak, sela – sela jari tangan maupun kaki, kuku, serta area intim dan pangkal paha.

“Infeksi jamur kulit dapat terjadi karena seseorang lalai akan kebersihan diri (personal hygiene). Selain itu, pekerjaan juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya infeksi jamur kulit,” ujar Anin dikutip dari laman UM Surabaya, Rabu (17/8/2022).

Beberapa penelitian di Indonesia menyatakan pekerjaan yang menuntut seseorang berkegiatan di daerah yang lembab ataupun terpapar air dalam waktu yang lama dan nggak dilindungi sepatu atau pelindung kaki, menunjukkan prevalensi infeksi jamur kulit yang tinggi.

Hal tersebut didukung data dari Depkes RI, penyakit infeksi jamur kulit setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Beberapa jenis infeksi jamur kulit yang sering ditemukan di Indonesia antar lain ada kurap, panu, jamur kuku, dan kandidiasis.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Skincare yang Pas Sesuai Jenis Kulit Menurut Dosen FK UM Surabaya!

Menurut Anin, ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari infeksi jamur kulit, seperti:

Menjaga kebersihan diri (personal hygiene)

Mencuci tangan dan kaki dengan sabun dapat menghindarkan dari berbagai penyakit, nggak cuman penyakit yang disebabkan oleh jamur, tapi juga yang disebabkan bakteri, parasit, ataupun virus.

“Selain itu, kita dapat menjaga kebersihan diri dengan cara rutin menjaga kebersihan kulit kepala, jika badan basah harus segera dikeringkan, serta selalu mengganti pakaian dalam ataupun kaos kaki setiap hari,” imbuhnya.

Pakai alas kaki ketika beraktivitas diluar rumah

Menurut Anin, memakai alas kaki mempunyai banyak fungsi, salah satunya melindungi kaki dari infeksi jamur kulit. Jamur merupakan makhluk hidup yang dapat tumbuh dimana saja.

“Kalo kita nggak sengaja tertusuk serpihan kayu yang sudah terdapat spora jamur, bisa saja kita terinfeksi jamur pada kulit,” katanya.

Menjemur sepatu

Sepatu memang berfungsi untuk melindungi kaki, akan tetapi sepatu bisa menjadi “boomerang” kesehatan jika sepatu nggak dirawat dengan baik.

Menurut Anin, sebaiknya sepatu harus rutin dicuci, minimal dijemur terutama jika sepatu dalam kondisi basah.

Jangan bertukar handuk sisir, baju, ataupun kaos kaki dengan orang lain

Mengingat salah satu sifat jamur, yaitu mudah berkembang biak terutama di tempat yang lembab, maka jangan menggunakan handuk bersamaan dengan orang lain, terlebih bila orang tersebut memang sudah terinfeksi penyakit jamur kulit.

Jangan menggunakan baju atau celana yang terlalu ketat dan nggak menyerap keringat

Sebab dengan menggunakan baju atau celana yang terlalu ketat, maka kulit kita nggak bisa bernafas, terlebih jika dalam kondisi berkeringat.

“Hal ini dapat mendukung jamur tumbuh pada kulit seseorang. Pakailah baju yang longgar dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat,” tegasnya.

Anin juga menegaskan, infeksi jamur kulit dapat terjadi pada semua golongan umur baik laki – laki maupun wanita, dan infeksi jamur kulit ini merupakan infeksi kulit yang paling umum.

Infeksi jamur kulit mulai dari yang ringan umumnya menimbulkan ruam pada kulit, kemudian menyebabkan rasa gatal, serta dapat mengganggu penampilan.

“Penggunaan obat antijamur kulit (topical) memang dijual bebas di apotek maupun toko – toko dan dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Akan tetapi penggunaan obat topical ini hanya untuk 1 hingga 2 minggu. Jika tidak ada perbaikan maka segeralah memeriksakan diri ke dokter,” pungkasnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya