HAI-Online.com– Tengah ramai seorang ibu berkendara mercy ketahuan mencuri tiga batang cokelat dan 2 botol shampoo yang kini kasusnya berakhir damai dengan saling meminta maaf.
Yang satu minta maaf karena tidak hati-hati memposting video pelaku sehingga menyalahi mba Alfa kena UU ITE (nanti kita nahas lagi biar nggak makin banyak orang salah posting konten di medsos), satu lagi wakil M yang minta maaf karena resmi ketahuan melakukan pencurian meski telah membayar dendanya, dan membenarkan adanya pengancaman dari kuasa hukum ke mba Alfa.
Nah, untuk saat ini kita bahas dulu, apa itu yang dilakukan si pelaku pencuri barang di minimarmet, yakni mengutil alias kleptomania.
Yap, kleptomania berasal dari dua kata, klepto dan mania. Klepto berarti mencuri, sedangkan mania bermakna sebuah kegemaran yang berlebihan. Penderita kleptomania biasanya sering mencuri atau mengutil di lokasi umum.
Mencuri biasanya dilakukan di supermarket atau mencuri barang punya teman sendiri, tetangga dan atau di sekolah atau tempat kerja.
Kenapa sih, orang bisa jadi kleptomania? Jadi, orang menjadi kleptomania karena ada dorongan yang tak tertahankan untuk mencuri walaupun dia sebenarnya nggak membutuhkan barang tersebut.
Bahkan kadang barang yang sudah dicuri nggak terlalu bernilai dan nggak dipakai oleh si kleptomania.
Penderita kleptomania biasanya akan menyangkal dirinya sakit dan mempertahankan diri jika dia dituduh mencuri alias nggak mau ngaku dulu.
Beberapa yang sudah sadar tindakan itu keliru dan menyalahi aturan, kebanyakan penderitanya justru malu dan takut untuk mencari perawatan dari gangguan kesehatan mentalnya ini.
Untuk kewaspaan bersama, HAI beberkan lagi empat gambaran dari penderita kleptomania. Siapa tahu ada penderitanya di sekitar kamu.
1. Spontan sampai Nggak Mampu Menolak
Penderita nggak mampu untuk melakukan impuls (dorongan untuk bertingkah laku) yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.Tingkah laku ini seringnya dilakukan secara spontan, bisa juga direncanakan. Beberapa penderita ada yang berusaha menolak, tapi ada juga yang setuju dan mengikuti dorongan ini tanpa mampu menahannya.
Baca Juga: Nggak Siap Mental? Jauhin Penampilan Lo dari 8 Potongan Rambut Cowok Terburuk yang Pernah Ada Ini!
2. Kelihatan Cemas
Sebelum melakukan perbuatan itu, penderita merasa adanya tekanan untuk melakukan itu, mengalami kecemasan dan tekanan yang hanya dapat hilang dengan melakukan impuls tersebut.Bahkan, beberapa penderita merasa keinginan ini seperti rasa timbulnya gairah seksual, seperti efek ketagihan.
3. Penderita Merasa Puas
Ketika mencuri, penderita merasa senang dan puas. Sama rasanya ketika dorongan seksualnya terpenuhi.“Motivasi dari penderita kleptomania ini memang kepuasan. Yang pasti, sifat-sifat yang nggak biasa dan nggak lazim, karena orang itu merasa puas mengambil milik orang lain,” kata pakar psikologi, Niken Iriani LNH, M.Psi.
4. Nggak Kapok
Walaupun setelah mencuri timbul rasa takut dan menyesal, tapi dorongan untuk mencuri akan muncul lagi secara spontan atau saat sedang depresi atau stres, sehingga perilaku kleptomania terus berulang.“Kalau dia merasa sukses mengambil barang milik orang lain dan nggak ada yang tau, ini jadi kebiasaan. Dia juga nggak merasa kapok, apalagi kalau selalu berhasil,” terang pakar psikologi dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Surakarta ini. (*)