Mahasiswa Unpad Kembangkan TeDi, Aplikasi Penyandang Disabilitas, Bisa Deteksi Mata Uang Sampai Terjemah Bahasa Isyarat

Jumat, 05 Agustus 2022 | 12:05
Dok. laman Unpad

Mahasiswa Unpad Kembangkan TeDi, Aplikasi Penyandang Disabilitas, Bisa Deteksi Mata Uang Sampai Terjemah Bahasa Isyarat

HAI-Online.com - Dua mahasiswa prodi Statistika Fakultas Mipa Universitas Padjajaran (Unpad) kembangkan aplikasi Teman Disabilitas yang disingkat TeDi.

TeDi merupakan aplikasi aksesibilitas all-in-one pertama di Indonesia yang bertujuan memudahkan kehidupan penyandang disabilitas.

Dua mahasiswa tersebut yakni Najma dan Julio Fahcrel, yang merupakan lulusan terbaik program Bangkit Academy 2022 Kemendikbudristek.

Keduanya juga dibantu lulusan terbaik lainnya, yakni ada Pratama Azmi Atmajaya (Universitas Telkom), Sang Bintang Putera Alam (Politeknik Negeri Jember), Gilang Martadinata (Universitas Presiden), Hazlan Muhammad Qodri (UPN Veteran Yogyakarta), Najma dan Julio.

Mereka mengembangkan aplikasi mobile pertama di Indonesia yang memiliki fitur lengkap untuk membantu tiga penyandang disabilitas, yaitu: tunanetra, tunarungu, dan tunawicara.

Mengutip laman FMIPA Unpad melalui laman Unpad, proyek TeDi merupakan final capstone project yang diadakan Google Bangkit 2022.

Proyek ini berhasil mengungguli 15 proyek terbaik setelah bersaing dengan 437 proyek yang masuk.

Baca Juga: Pendaftaran SMUP IUP Gelombang III Masih Dibuka Hingga 27 Juli, Begini Persyaratan Lengkapnya

Atas keberhasilan ini, TeDi berhasil mendapatkan pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek sebesar 10 ribu Dollar untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.

Aplikasi ini menawarkan fitur “Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) Translator” untuk menerjemahkan bahasa isyarat, “Object Detection” untuk mendeteksi obyek sekitar, “Currency Detection” untuk mendeteksi mata uang, dan “Text Detection” untuk membaca sebuah teks.

Idee pembuatan aplikasi TeDi berangkat dari observasi tim dalam melihat kondisi inklusivitas di Indonesia.

Najma dan tim melihat berbagai permasalahan di Indonesia yang terjadi karena keterbatasan komunikasi dengan kelompok difabel serta masih adanya diskriminasi terhadap difabel.

Kendati secara global, pemerintah dan organisasi internasional telah mendukung penuh kemajuan dan hak penyandang disabilitas, Indonesia nyatanya masih jauh dari kesan inklusif.

Salah satunya adalah belum adanya aplikasi yang memiliki fitur lengkap untuk mendukung beberapa jenis penyandang disabilitas.

“Kebanyakan aplikasi mobile hanya menyediakan fitur untuk satu jenis disabilitas saja. Sedangkan menurut WHO tahun 2019, sebanyak 40% penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas. Karena itu, munculah ide membuat aplikasi all-in-one pertama yang mendukung beberapa jenis disabilitas yaitu aplikasi TeDi: Teman Disabilitas,” kata Najma.

Fitur lengkap yang dimiliki TeDi saat ini tentunya akan terus dikembangkan.

Ke depan, tim bakal menambah fitur kosakata gerakan bahasa isyarat menjadi lebih banyak.

Selain itu, TeDi akan menghadirkan fitur baru berupa deteksi braille, belajar bahasa isyarat, pertolongan keluarga, serta fitur untuk disabilitas lainnya.

TeDi juga bakal bekerja sama dengan kegiatan peduli disabilitas dalam rangka pengembangan aplikasi dan wadah untuk menyosialisasikan manfaat dari aplikasi tersebut.

“TeDi berharap dapat terus membantu orang-orang yang membutuhkan, khususnya penyandang disabilitas, agar dapat berkomunikasi dan melakukan kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah,” tutup Najma. (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya