HAI-Online.com - Syahputra Wibowo, mahasiswa asal Universitas Brawijaya yang lulus dengan IPK 4,00 (sempurna) di usia 26 tahun ini berasal dari kota Sampit, Kalimantan Tengah.
Melansir Kompas.com, Rabu (29/06/2022), Syahputra merupakan salah satu awardee beasiswa fast track PMDSU (Program Magister Menuju Doktoral Untuk Sarjana Unggul) batch 4 di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Beasiswa ini program akselerasi doktoral dari Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek untuk mencetak doktor-doktor muda di Indonesia.
Syahputra lalu berhasil menyelesaikan program Doktoral di usia muda yakni, 26 tahun dan meraih IPK 4,00 (sempurna).
Berhasil raih IPK 4,00
Selama kuliah, Syahputra selesaikan program S1 selama 3,5 tahun, S2 1 tahun, dan S3 3 tahun di Universitas Brawijaya.
Syahputra selesaikan studi doktoralnya lewat diseminasi tanpa ujian terbuka disertasi dengan iPK 4,00.
Diseminasi disertasi miliknya yang berjudul “Kajian Mekanisme Dinamika Fungsi Albumin Terglikasi Yang Berinteraksi Dengan Kompleks Astaxanthin-Logam” bakal dilaksanakan 6 Juli 2022 mendatang.
Privilege ini didapatkannya berkat publikasi-publikasi jurnal internasional terindeks Scopus yang dihasilkan selama studi doktoral.
"Semasa studi doktoral gue juga dapat beasiswa PKPI ke Italy. Beasiswa tersebut student exchange based scholarship, di mana mahasiswa melakukan penelitian di berbagai universitas ternama dunia," terang Syahputra.
Penelitiannya mendapat HKI dengan perlindungan 50 tahun
Host University yang jadi tempat Syahputra belajar yakni Universita Degli Studi di Siena, Italy. Selain itu Syahputra juga berkolaborasi dengan Hiroshima University, Japan.
Nggak hanya sekadar menyelesaikan studi demi mengejar gelar doktor, Syahputra juga berhasil melakukan penelitian yang dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah internasional yang terindeks scopus Q1 (2 jurnal), Q2 (1 jurnal), Q3 (2 jurnal), proceeding scopus (1 proceeding) dan SINTA 2 (1 jurnal).
Salah satu jurnal ilmiahnya berhasil dipublish pada jurnal scopus Q1 dengan H-index 195 dan Impact Factor 5,924.
"Gue mendapatkan hak kekayaan intelektual (HKI) dari pemerintah Indonesia dengan masa perlindungan 50 tahun. Untuk HKI gue mendapatkan perlindungan atas karya jurnal yang berjudul 'DFT and molecular dynamics studies of astaxanthin-metal ions (Cu2+ and Zn2+) complex to prevent glycated human serum albumin from possible unfolding'," imbuhnya.
Ingin jadi dosen
Syahputra mengaku sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek terkait beasiswa PMDSU untuk studi magister hingga doktoral di UB.
"Kesempatan yang sangat berharga ini bakal jadi batu loncatan gue buat berkarier jadi dosen serta peneliti dan turut membangun negeri," urai pria ini.
Saat disinggung soal alasan gigih belajar hingga menyelesaikan jenjang doktoral, Ia mengaku, pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam hidup.
Saat ini, ia sudah ada tawaran untuk mengikuti post doctoral di luar negeri. Namun, dia ingin sekali jadi dosen dalam negeri dulu sebelum nantinya menjalin research dengan pihak luar negeri.
"Gue berasal dari keluarga menengah, sehingga pendidikanlah yang bisa bantu gue dalam membangun negeri ini," tutup Putra.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Calon Doktor Muda UB, Syahputra Lulus dengan IPK 4,00 di Usia 26 Tahun". (*)