HAI-ONLINE.COM -Skripsi mungkin bisa menjadi pemicu stres dan overthinking buat para mahasiswa semester akhir, namun nggak berlaku untuk 3 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ini. Soalnya mereka berhasil lulus kuliah melalui film dokumenterMenyisir Pesisir Gili Ketapang’ yang mereka buat tanpa ngerjain skripsi! Devano Ramadhan Pratama, Ahmad Ali Mahfud, dan Muhammad Sofwan yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi yang membuat film ni tayang di Watchdoc Documentary pada Juni 2022.
Devano menjelaskan bahwa ide film ini muncul sejak awal semester 2 ketika mereka bertiga diajak membuat film yang berlokasi di Gili Ketapang.
Baca Juga: Punya UKM E-Sport, UMM Siap Cetak Atlet E-Sport Profesional!
Saat sampai di sana, mereka menyaksikan permasalahan lingkungan yang cukup memprihatinkan mulai dari sampah yang menumpuk, pengerukan pasir, dan penyalahgunaan terumbu karang.
"Jika kebiasaan itu berlanjut, tentu akan memberikan dampak buruk bagi pulau ini ke depannya. Apalagi mengingat Gili Ketapang adalah salah satu objek wisata bahari unggulan Jawa Timur," ucap Devano melansir dari web resmi UMM.
Kemudian anggota lainnya, Mahfud mengungkap bahwa film ‘Menyisir Pesisir Gili Ketapang’ mengangkat isu lingkungan yang kompleks termasuk kebiasaan masyarakat yang ternyata memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Di sisi lain, pemerintah menjalankan program pariwisata tapi nggak memperhatikan kondisi lingkungan di Gili Ketapang.
Lalu, Sofwan menyebutkan pariwisata Gili Ketapang mulai dikenal banyak orang sejak tahun 2012-2013 dan puncaknya pada 2016-2017. “Banyak orang di sana merasakan hal positif dari datangnya pariwisata, sehingga mulai dipandang pemerintah dengan pembangunan dermaga selatan. Sayangnya, pertumbuhan pariwisata yang tinggi tidak dibarengi dengan perawatan lingkungan yang mumpuni,” tegas Sofwan.
Baca Juga: Anak Muda, Catat Nih Tiga Strategi Financial ala Dosen UMM!
Mereka bertiga berharap film ini dapat memberikan awareness kepada masyarakat tentang pentingnya kelesarian lingkungan serta pemerintah diharapkan segera melakukan tindakan dan memberi solusi yang tepat.
"Jadi, program tidak hanya menjadi program saja, tapi benar-benar dilaksanakan agar memberikan dampak positif. Semoga film ini dapat mengedukasi masyarkat agar kebiasaannya berubah dan ketahanan pulau terjaga," tegas mereka. (*)