HAI-Online.com - Mahasiswi UNS prodi Ilmu Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Qanita Syahshiyah baru saja berhasil menjadi juara 2 kelas F1 pada ajang perlombaan Stage Park Sprint Rally Kejurda Jawa Barat Sprint Rally putaran 1.
Qanita memenangkan perlombaan ini bersama kakaknya, Tyara Rally Athiyyah Nabila. Ini menjadi kali kedua ia turun sebagai driver bersama kakaknya.
Perlombaan ini digelar Gazpoll Rally Team yang diadakan di Stage Park Hambalang, Sentul, Bogor, pada 18 - 19 Juni 2022 kemarin.
Dilansir dari laman UNS, Qanita cerita kalau dirinya baru berangkat dari Solo pada Kamis malam (16/6/2022).
Padahal esok harinya, dirinya harus langsung mengikuti rangkaian perlombaan sampai hari Minggu (19/6/2022). Namun, usahanya terbayarkan karena berhasil keluar menjadi juara.
“Rasa capeknya tentu terbayarkan karena berhasil pulang membawa beberapa piala. Selain juara 2 kelas F1, kami juga berhasil meraih juara 2 tim membawa nama EuroStar Racing Team bersama Ayah dan Adikku,” ujar Qanita yang menjadi satu-satunya sepasang peserta wanita di perlombaan tersebut.
Baca Juga: Sambil Akses Pengumuman Hasil SBMPTN 2022, Catat Nih Jadwal Seleksi Mandiri Jalur Ujian Tulis UNS
Balap Rally sejak pandemi 2020
Dunia balap yang identik dengan laki-laki ini sudah ditekuni Qanita sejak 2020.
Saat itu Qanita menjadi navigator ayahnya. Kemudian pada akhir 2021, Qanita mulai turun sebagai driver dan kakaknya menjadi navigatornya.
Terjunnya ke dunia rally ini memang diakuinya belum terlalu lama, tetapi sebelumnya di 2020 Qanita berhasil Juara 1 kategori Retro di Pertamax Turbo Sprint Rally dan Juara 2 grup R3 di Meikarta Sprint Rally.
“Awalnya aku takut untuk turun sebagai driver dan nyetir mobil balap. Tapi karena aku diajarin dan terus di support orang tua dan lingkunganku, akhirnya aku memberanikan diri untuk turun dan lanjut terus sampai sekarang,” ucap Qanita.
Qanita bertujuan untuk menghidupkan kembali kategori wanita di dunia balap Indonesia ini, dan ia mengaku banyak mengalami suka duka.
Ia menyebut, momen suka nya beragam, mulai dari setiap ia merasakan adrenaline rush saat turun ke trek, bertemu orang baru dan hebat di dunia otomotif, bisa berprestasi, mengunjungi tempat baru, serta pengalaman baru.
“Dukanya kadang kalau harus kembali menghadapi tugas-tugas yang tertinggal selama beberapa hari aku pergi. Tapi menurutku, selama ikut balapan sangat worth it yang didapat. Karena belum tentu aku bisa mendapatkan kesempatan dan pengalaman yang sama kalau nggak ikut turun,” jelas Qanita.
Terakhir, Qanita pun berpesan untuk jangan takut mengambil kesempatan atau mencoba hal baru.
“Karena kesempatan itu belum tentu datang lagi dan kita nggak akan tahu kesempatan itu bisa membawa kita sejauh apa. Semangat terus ya untuk kakak-kakak dan adik-adik mahasiswa UNS,” pungkas Qanita.
(*)