Bingung Simpan Musik yang Aman di Mana? Alat Ini Bisa Dipake, Katanya Aman Meski Kiamat

Senin, 13 Juni 2022 | 20:05
Daniel Kivle

Global Music Vault

HAI-ONLINE.COM - Svalbard, Norwedia adalah rumah bagi Global Seed Vault, atau juga dikenal sebagai Doomsday Vault dan lokasinya jauh di dalam pegunungan Arktik.

Apaan tuh?

Dilansir melalui Loudwire, Global Music Vault bakal menyimpan tumpukan musik, yang disimpan di kaca sebagai bagian dari usaha kolaboratif Project Silica oleh Elire Group dan Microsoft.

Sebagaimana dinyatakan dalam siaran pers Elire Group, "ini adalah grup ventura (investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal), mengkomersialkan konsep global dengan usaha kami sendiri untuk mobilitas, infrastruktur, penerbangan listrik, dan brangkas musik global."

Bersama dengan Microsoft, mereka udah ngembangin bukti konsep piring kaca yang bisa menyimpan data hingga 100 GB (gigabytes) dengan klaim anti rusak.

Piring kaca ini ideal untuk skenario kiamat/apokaliptik, dan dikatakan tahan banget dari gelombang elektromagnetik (EMP_. dan terhadap kondisi lingkungan yang paling menantang. Atau juga dari bahaya-bahaya lain kayak dipanggang, direbus, digosok atau terendam air "tanpa degradasi data yang tertulis di kaca".

Baca Juga: Microsoft Rilis Windows 11, Ini Spesifikasi Minimum Komputer yang Perlu Lo Ketahui

Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengarsipkan dan menyimpan puluhan petabyte (satu petabyte sama dengan kira-kira 1.000 terabyte, dan satu terabyte sekitar 1.000 gigabyte) setiap tahun.

Dengan musik yang bisa diberikan kode (terenskripsi atau nggak terenkripsi) dalam format file digital apapun.

Dari siaran pers yang dilakukan, dijelaskan kalo sebuah laser mengkodekan data di dalam kaca dengan menciptakan lapisan kisi-kisi dan deformasi skala nano tiga dimensi.

Algoritme pembelajaran mesin pembaca data itu kembali dengan mendekode gambar serta pola yang dibuat saat cahaya terpolarisasi menyinari kaca.

Baca Juga: Oreo Bangun Bunker Buat Simpan Persediaan Biskuitnya Pas Hari Kiamat

Luke Jenkinson, Managing Director Global Music Vault mengatakan tentang kebutuhan mendesak akan teknologi penyimpanan canggih ini, "Dengan lebih dari empat juta produser musik di seluruh dunia, dan lebih dari 60.000 lagu dirilis hanya di Spotify setiap hari, solusi penyimpanan data digital dan fisik saat ini bisa dibilang sangat cepat usang, nggak relevam, dan berisiko bagi masa depan. Kami nggak cuma mau menempatkan ini pada agenda industri musik global, kami mau bekerja dengan perusahaan terbaik di dunia untuk menemukan solusi," jelasnya.

Karena bagi Luke, mereka ingin menawarkan ekosistem musik global dengan solusi abadi, dan mereka percaya kalo Microsoft Silica adalah solusi yang tepat untuk kebutuhan penyimpanan itu.

Untuk lo yang kepo tentang informasi lanjutan Global Music Vault, bisa langsung mengunjungi situs web merekadi sini!

Tag

Editor : Alvin Bahar