Inovasi Mie Kulit Singkong ala Mahasiswa UNY, Aman Buat Penderita Diabetes

Sabtu, 11 Juni 2022 | 13:05
Dok. UNY

Mie Kulit Singkong buatan mahasiswa UNY.

HAI-Online.com - Yogyakarta kaya akan sumber daya alam, salah satunya ialah tanaman singkong. Sebagian besar masyarakat lebih sering memanfaatkan bagian umbinya, sedangkan bagian kulit kerap dibuang.

Padahal, setiap per 100 gram kulit singkong sendiri mengandung gizi berupa kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat dan air. Persentase kulit singkong kurang lebih sebesar 20 persen dari umbi singkong.

Guna memanfaatkan kulit singkong yang bergizi namun sering dilupakan, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memanfaatkan kuliner mie satu ini dengan membuat mie dari kulit singkong.

Mereka adalah Widakdo dari prodi biologi, Rahayu Iswanti prodi kimia, Vina Marfu’ah prodi pendidikan sosiologi, Wahyu Karunia Putra prodi pendidikan teknik mesin dan Silviani Dian Aisya prodi akuntansi yang tergabung dalam Family of Mahadiksi UNY (Fomuny).

Mereka bikin mie dari kulit singkong dengan varian mie rebus dan mie goreng. Hal ini sesuai dengan target market kelompok Fomuny yang mendapat dana Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Menurut Widakdo, mie dari singkong yang ia dan timnya buat diberi nama Miesi.

Baca Juga: Gilang, Mahasiswa UNY Ini Berhasil Raih Medali Emas di Sea Games Vietnam Cabor Voli

“Mie singkong ini bakal kami olah jadi beberapa varian seperti mie goreng atau mie rebus dengan rasa pedas,” katanya dalam keterangan tertulis, yang dilansir lewat Kompas.com, Sabtu (11/6/2022).

Harapannya, Miesi jadi pioner mie pedas sehat pertama di Indonesia yang berasal dari olahan kulit singkong sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan berwawasan bio bisnis.

Rahayu menambahkan, mie ini dibuat dari olahan kulit singkong buat mengurangi limbahnya.

“Awalnya kulit singkong kami olah dulu menjadi tepung, baru kami bikin jadi mie.” terang Rahayu.

Tepung singkong juga biasa disebut tepung mocaf, serta punya nilai karbohidrat cukup tinggi. Ini cocok buat penderita autis yang alergi terhadap gluten, karena tepung ini nggak mengandung gluten.

Jadi Miesi aman buat dikonsumsi anak autis atau penderita diabetes.

Salah satu anggota tim Fomuny, Wahyu Kurnia Putra mengatakan, pembuatan mie singkong diawali dengan pengolahan kulit singkong menjadi tepung.

Cara mengolahnya kulit singkong menjadi tepung:

  • Kupas kulit singkong dan bersihkan lendirnya dengan air dan digosok-gosok.
  • Potong tipis-tipis singkong dengan pisau atau alat pencacah hingga berbentuk seperti keripik atau chips
  • Rendam dalam air bersih selama 3 hari dan ganti air setiap 24 jam
  • Angkat rendaman, tiriskan lalu jemur chips sampai kering dengan kadar air 10-12 persen
  • Tumbuk atau giling chips kering lalu diayak hingga halus
  • Tepung singkong siap dibuat mie.
Cara mengolah tepung singkong menjadi mie:

  • Timbang tepung singkong sebanyak 1 kg, tempatkan pada wadah
  • Masukkan 10 gram garam bersama 3 butir kuning telur kemudian diaduk hingga merata
  • Masukkan adonan ke dalam kain tipis kemudian padatkan teksturnya
  • Kukus selama 25 menit
  • Masukkan adonan ke dalam extruder atau alat pembuat mie untuk mencetak
  • Mie siap dimasak.
Dosen pembimbing tim Fomuny, Agus Basuki berharap kegiatan PMW ini bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa sekaligus melatih untuk berpikir inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan limbah tak terpakai sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

“Kami berharap produk yang mereka buat dapat diterima masyarakat dan memacu semangat mahasiswa untuk berwirausaha,” papar Agus Basuki.

Rencananya, kedai mie pedas dari kulit singkong ini bakal dibuka di wilayah Bantul.

Sebagai informasi, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) adalah program prioritas Dikti yang pelaksanaannya didelegasikan kepada perguruan tinggi.

Mahasiswa secara individu atau kelompok yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan dipacu untuk memulai berwirausaha dengan basis IPTEKS yang sedang dipelajarinya.

Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, kunjungan UKM, dukungan pemodalan, dan pendampingan usaha. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya