ITS Rilis Djamoe, Ingin Bangkitkan Budaya Anak Muda Minum Jamu!

Jumat, 03 Juni 2022 | 12:05
Dok. laman ITS

Penanggung Jawab Riset ITS Djamoe Sri Fatmawati SSi MSc PhD menyampaikan penjelasan tentang ITS Djamoe.

HAI-Online.com - Sebagai salah satu institusi kontributif, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali ciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kali ini, Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis (KIBAS) dari Departemen Kimia ITS, kerja sama dengan Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi (Puslit Agrifotech) luncurkan ITS Djamoe.

Melansir dari laman ITS, ITS Djamoe diluncurkan di Galeri Riset, Inovasi dan Teknologi (GRIT) Gedung Pusat Riset ITS secara hybrid pada Selasa (31/5/2022).

Penanggung Jawab Riset ITS Djamoe, Sri Fatmawati SSi MSc PhD mengatakan, riset pertama soal jamu ini sudah dilakukan sejak 2002 dengan sasaran riset untuk mempelajari tanaman obat.

Perempuan yang akrab disapa Fatma ini mengatakan, kalau riset tersebut merupakan hasil inspirasi dari Kepala Laboratoriun KIBAS saat itu, Dr. Drs. Taslim Ersam MS.

Fatma menjelaskan soal proses pembuatan minuman jamu, ada kemiripan sama perusahaan lain.

Baca Juga: Tiga Mahasiswa ITS Bikin Abon Kulit Pisang Anti Depresi! Tertarik Mau Coba?

Meski berbahan dasar temulawak dan meniran, Fatma komentar kalau quality control jadi pembeda dari jamu buatan ITS.

“Tentunya kita selalu meneliti komposisi dari bahan jamu yang kami gunakan,” terangnya.

Dosen Departemen Kimia satu ini menjelaskan, produk dari ITS Djamoe sudah berikan manfaat ke masyarakat, khususnya pada masyarakat yang kena Covid di awal pandemi.

“Pas isoman kami mendistribusikan beberapa jamu rempah dalam 10.000 paket kepada para pasien buat bantu ningkatin imun,” terangnya.

Sebagai penunjang distribusi ITS Djamoe, ITS merangkul para petani herbal maupun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang punya bisnis tanaman maupun obat herbal.

“Kita juga bekerja sama dalam hal produksi dengan PT. Payung Pusaka Mandiri,” ujarnya.

Terakhir, peneliti ini berharap bahwa penelitian tersebut bisa semakin meningkat seiring berkembangnya waktu dan teknologi ke depan.

Kehadiran ITS Djamoe ini juga diharapkan mampu membangkitkan kembali budaya minum jamu di kalangan masyarakat saat ini, terutama pada generasi muda.

“Leluhur kita meninggalkan banyak sekali metode herbal yang bermanfaat untuk manusia. Maka dari itu, harus terus kita kembangkan lebih jauh,” tandasnya (*).

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya