Viral Mesin Nikuba; Alat Pengubah Air Jadi Bahan Bakar Ternyata Misleading

Senin, 23 Mei 2022 | 12:11

Meisn Nikuba

HAI-Online.com- Tengah viral sebuah penemuan alat pengubah air menjadi bahan bakar motor oleh warga Lemahabang, Cirebon, Jawa Barat bernama Aryanto Misel.
Dikutip dari Otogrid, Miselmenyebut alat temuannya itu be namaNikubaalias Niki Banyu.Niki banyu dalam bahasa Jawa berarti "ini air". Baca Juga: NCT Dream Sambangi Wahana KKN di Desa Penari,BadarawuhiTrending Lagi

Yap, mesin Nikuba ini diklaim dapat mengubah air menjadi energi mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine, ICE) di kendaraan motor atau mobil.

Yang lebih hebohnya lagi, 1 liter air yang diubah jadi BBM sanggup untuk membakar energi hinggal 500 KM, diklaim super duper hemat.

Bertolak dengan itu, Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, seorang Ahli Motor Bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan hal tersebut merupakan info misleading.

Sehingga pria yang akrab disapa Prof Yus ini perlu meluruskan pemahaman terhadap air sebagai bahan bakar.

"Alat (Nikuba) itu sebenarnya menggunakan energi gas HHO, bukan H2 murni," jelas Prof Yus.

"HHO (HidrogenHidrogen Oksigen) juga disebut sebagai gas Brown," imbuhnya membedakan senyawa Dihidrogen Oksida atau H2O.

Prof Yus menekankan alat pengubah airmenjadi H2 atau HHO (hydroxide) yang disebutnya itu malah tidak bisa menggantikan bahan bakarsepenuhnya untuk konstruksi mesininternal combustion.

Ia menjelaskan, agar air bisa dipakai menjadi bahan bakar perlu proses elektrolisis.

Dalam proses elektrolisis itulah unsur kimia air H2O dipecah sampai menghasilkan H2. Energi pemprosesnya juga terbilang berbiaya mahal.

Mesin Nikuba di motor TNI

"Butuh energi sebesar 180 MJ/kg untuk memproses elektrolisis air menghasilkan H2 sebanyak 1 kg untuk sampai bisa digunakan energi pembakaran," terang Prof Yus.

Kalo dipakai sebagai bahan bakar mesininternal combustion, H2hanya menghasilkan energi sebesar130 MJ/kg.

"Berarti ada kekurangan (defisit) energi 50 MJ/kg dari 180 MJ/Kg kebutuhan energi memproses elektrolisis air menjadi H2 dan dijadikan energi bahan bakar," jabar Prof Yus.

"Sekalipun dipakai untuk mesin internal combustion, H2 tetap butuh bantuan dari energi lain seperti bahan bakar fosil," sambungnya.

Sebab kekurangan 50 MJ/kg membuat H2 tidak bisa menjadi energi tunggal untuk mesin internal combustion.

Sebagai perbandingan, bahan bakar diesel atau bensin umumnya menghasilkan energi sebesar 40-43 MJ/kg.

Artinya juga, meski H2 bisa dipakai untuk bahan bakar, sifatnya akan mudah terbakar di udara dan tidak ramah lingkungan.

Baca Juga: Satu Lagi, Wisata Ruang Angkasa Tawarkan Naik ke Stratosfer dengan Balon Hidrogen

Fabio Chiara, seorang ilmuwan dari Pusat Riset Otomotif Ohio State University, mengatakan penggunaan Hidrogen (H2) sebagai pengganti BBM sangat berisiko.

"H2 adalah gas yang sangat mudah terbakar dan eksplosif," kata Chiara seperti dilansirScientific American.

Menurutnya, jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kendaraan juga "bakal jauh lebih besar, karena dua proses pembakaran (bensin dan hidrogen) terlibat," katanya lagi. (*)

Editor : Al Sobry