ITS Keluarkan Prodi Teknik Lepas Pantai, Beda dari Teknik Kelautan

Jumat, 06 Mei 2022 | 09:10
Wikimedia.org

Illustrasi prodi Teknik Lepas Pantai

HAI-Online.com - Teknik Lepas Pantai merupakan salah satu program studi (prodi) yang baru diluncurkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tahun ajaran 2021/2022.

Prodi ini menjadi bagian dari Departemen Teknik Kelautan yang berfokus pada bidang lepas pantai yang akan sangat mendukung pemanfaatan potensi sumber daya alam Indonesia.

Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Lepas Pantai ITS, Dr. Ir. Handayanu M.Sc. menerangkan, kalau prodi ini merupakan hasil pengembangan dari Offshore Engineering atau Teknik Kelautan yang memang udah ada sejak 1983 lalu.

Menurut Handayanu, Teknik Lepas Pantai lebih berfokus pada bangunan pendukung eksploitasi minyak dan gas di tengah laut.

“Sedangkan, Teknik Kelautan sendiri berfokus pada pengelolaan sumber daya laut dan energi terbarukan,” jelasnya, dikutip dari laman ITS, Jumat (6/5/2022).

Nggak cuman itu, Prodi Teknik Lepas Pantai ini akan menjawab tantangan pengembangan teknologi budidaya lepas pantai (offshore aquaculture) yang masih akan potensial di masa depan.

Baca Juga: Mahasiswa ITS Bantu Penderita Gangguan Mental dengan Aplikasi MELON

Prodi ini juga dapat turut menyediakan kebutuhan engineer di bidang Teknik Lepas Pantai yang jumlahnya masih sedikit.

“Sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri, konsultan perencana, jasa inspeksi, fabrikas, dan lainnya yang berkaitan dengan bidang ilmu lepas pantai,” terang alumnus University of Strathclyde Inggris ini.

Soal kurikulumnya, prodi Teknik Lepas Pantai ini punya lima bidang keahlian. Antara lain ada:

  1. Teknologi konstruksi bangunan lepas pantai terpancang
  2. Teknologi bangunan lepas pantai terapung dan laut dalam
  3. Rekayasa dasar laut dan teknologi pipa bawah laut
  4. Teknologi material, produksi, pengelasan, dan inspeksi bawah laut
  5. Teknologi digitalisasi, robotika, dan autonomous lepas pantai
Dari berbagai pilihan keahlian tersebut, mahasiswa lulusan prodi ini diharapkan mampu merancang bangunan lepas pantai terpancang dan bangunan lepas pantai terapung.

Selain itu, juga dapat mendesain bangunan lepas pantai bawah laut (subsea facilities) berdasarkan prinsip-prinsip rekayasa dengan mempertimbangkan standard, code, rules, regulation dan recommended practice.

“Tentunya, sejak awal kuliah akan diperkenalkan dengan standar dan peraturan dari desain struktur lepas pantai ini guna menunjang profesionalitas lulusan kami,” kata Handayanu.

Berbeda dengan tahun lalu yang hanya dibuka pendaftarannya melalui Seleksi Kemitraan, Mandiri, dan Prestasi (SKMP), tahun ini ITS turut dibuka pendaftaran melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN.

Handayanu menuturkan bahwa akan tersedia 40 kursi dengan konfigurasi 8 kursi untuk SNMPTN, 12 kursi untuk SBMPTN, dan sisanya untuk SKMP.

“Semoga tahun ini, akan bertambahnya peminatnya untuk memenuhi kuota tersebut,” pungkasnya. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya