HAI-ONLINE.COM - Awal 2020 kemarin, pemuda asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan bernama Haerul jadi perbincangan di media sosial.
Pasalnya, ia berhasil merakit pesawat ultralight dan menerbangkannya.
Padahal, ia sendiri hanya seorang montir dan lulusan SD. Karena itu, pada awal 2020 pesawatnya menjadi viral.
Kini, pesawat Haerul dikembangkan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan semakin mendekati sempurna dan nggak lama lagi sudah siap untuk diterbangkan.
Dikutip dari laman Unhas melalui Kompas.com, Senin (25/4/2022), Tim Pendampingan Pesawat Haerul (PPH) FT Unhas yang dipimpin Prof. Dr. Ir. H. Nasaruddin Salam, MT., melakukan Uji Taxi atau percobaan meluncur di darat pada Sabtu (23/4/2022) 13.00 WITA.
Uji Taxi ini berlangsung di pelataran Kampus Fakultas Teknik, Kabupaten Gowa.
Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., tim PPH FT Unhas serta perwakilan dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) turut hadir dalam uji Taxi ini.
Saat proses uji Taxi, Pesawat Haerul dikemudikan pilot dari Pabrik Gula Camming, Kabupaten Bone, yang bernama Ansory Gemmy.
Ansory dipilih karena berpengalaman menerbangkan pesawat sejenis, untuk keperluan penyemprotan tanaman tebu di kawasan perkebunan.
Setelah uji Taxi, Ansory menjelaskan kalau rancangan ini semakin sempurna. Pesawat dapat bergerak cukup mulus, serta dapat dikendalikan dari kokpit dengan baik.
Tenaga yang dihasilkan juga sudah memadai. Ia yakin pesawat ini dapat segera diterbangkan.
"Saya kira yang perlu dilengkapi adalah panel-panel kokpit, seperti penunjuk putaran mesin, penunjuk kecepatan, dan lain-lain," ujarnya dikutip dari laman Unhas.
"Jika peralatan tersebut telah terpasang, maka ijin untuk uji terbang dapat segera diajukan," lanjutnya.
Di sisi lain, Ketua Tim PPH FT Unhas, Prof. Nasaruddin Salam menjelaskan kalau saat ini perangkat instrumen yang dimaksud akan segera tiba. Selama ini pihaknya fokus pada aspek aerodinamika dari pesawat, untuk memastikan keseimbangan dan keseimbangan terbang.
"Secara umum, kondisi pesawat ini telah mencapai lebih 90 persen. Kami memperhatikan betul aspek aerodinamikanya, sebab aspek terpenting dari pesawat itu bukan hanya bisa terbang, tapi juga bisa mendarat kembali dengan sempurna dan aman," jelas Prof. Nasaruddin.
Menurut laporan dari Tim PPH FT Unhas, ini adalah satu-satunya pesawat yang berhasil mencapai tahap Uji Taxi dari seluruh kampus di Indonesia.
"Ada beberapa kampus yang juga mengembangkan pesawat, namun belum ada yang sampai pengujian langsung," pungkasnya. (*)