7 Superhero yang Berjuang Dengan Mental Health, Mereka juga Manusia

Selasa, 03 Mei 2022 | 09:00
Marvel Studios

Chris Evans sebagai Captain America

HAI-ONLINE.COM - Mereka bisa dengan mudah mengangkat bangunan dengan rapi dari tanah sampai melakukan perjalanan waktu untuk mengembalikan separuh populasi dunia.

Namun, masalah mereka nggak berakhir gitu aja.

Semua kehebatan di dunia ini nggak bisa mencegah para superhero ini untuk berjuang dengan berbagai masalah yang lebih “manusiawi” seperti depresi, PTSD, dan gangguan bipolar.

Maka dari itu HAI udah rangkum nih, 7 superhero yang berjuang dengan kesehatan mentalnya dikutip dari listverse:

  1. Iron Man
Comic Book Resources

Robert Downey Jr. sebagai Iron Man di Avegers: Endgame

Iron Man 3 dibuka dengan Tony Stark yang bercerita: “Seorang pria terkenal pernah bilang, ‘Kami menciptakan setan di diri kita sendiri’”.

Sebelumnya, ketika di The Avengers (enam bulan sebelum Iron Man 3), Stark hampir mati. Ini menjadi awalan yang sempurna, apalagi mengingat masalah yang dihadapi si Stark selama Iron Man ketiga.

Stark juga terlihat mencoba mengubah topik pertanyaaan ketika Pepper Potts mencoba memperingatkan soal bahaya yang akan terus dihadapinya ketika menjadi superhero.

Stark juga mencoba meminimalisir night terror dengan menghindari tidur sebanyak mungkin (yang tentunya nggak membantu sama sekali).

Ketika diminta untuk menandatangani foto anak-anak tentang pertempuran New York, Stark harus meninggalkan gedung untuk mengendalikan emosinya. Ini menjadi tanda-tanda kecemasan atau anxiety. Stark lalu mulai kembali menemui mereka sambil mengembangkan teknologi Iron Man yang baru untuk menghadapi situasi di masa depan.

Beberapa blog dan forum online juga membahas bukti lainnya kalau Stark telah memiliki PTSD setelah melawan Loki dan antek-anteknya di The Avengers.

Baca Juga: Superhero Moon Knight Pamer Kostum Baru Jelang Tayang di Disney+ Hotstar

  1. Thor
Thor bukanlah dirinya sendiri ketika muncul kembali di Avengers: Endgame, lima tahun setelah akhirnya ia memenggal kepala Thanos.

Ketika Hulk dan Rocket pergi mencarinya di New Asgard, mereka terkejut ketika menemukan berat badan Thor yang bertambah dan tampaknya lupa untuk keramas. Thor juga terlihat memiliki janggut yang bisa menyaingi Billy Gibbons dari ZZ Top.

Namun sayangnya, banyak penggemar yang kecewa dengan cara film itu mengemas Thor “jadi bahan bercandaan” alih-alih mengakui kalau superhero itu menderita PTSD, depresi, dan alkoholisme.

Menurunnya kesehatan mental Thor dari sebelum Thanos muncul. Thor sempat kehilangan ibunya, ayahnya, palu kesayangannya, dan bahkan pacarnya.

Setelah kemunculan Thanos, Thoe juga turut kehilangan saudaranya, Loki dan temannya, Heimdall dengan cara yang traumatis.

Belum lagi Thor merasa bersalah karena ia selamat setelah ia gagal menghentikan Thanos buat pertama kalinya.

  1. Hulk
Marvel Studios
Marvel Studios

Penampilan Hulk di Marvel Cinematic Universe

“Aku selalu marah”

Ungkapan ikonik ini disusul dengan “Hulk, smash” yang menjadi dialog yang paling berkesan buat Bruce Banner dan Hulk. Bagaimanapun, ungkapan itu yang paling menunjukkan soal superhero hijau ini yang pemarah.

Bruce Banner merupakan seorang fisikawan nuklir yang jenius sekaligus pemalu. Ketika marah, dia berubah jadi Hulk, yang langsung menghancurkan apapun di sekitarnya.

Transformasi ini membuat penggemar percaya bahwa Banner menderita dissociative identity disorder atau gangguan kepribadian ganda. Mereka juga percaya kalau Hulk telah menderita gangguan itu sebelum dia berubah menjadi Hulk.

Ada beberapa aksi Hulk yang menambah bobot teori soal ini, termasuk Profesor Hulk dan Green Scar. Dalam komiknya, Hulk menyadari kalau kemarahan dan kekerasannya berdampak kepada kesehatan mentalnya.

Dia mencari bantuan dari psikiater Dokter Leonard Samson dan memulai terapinya untuk meningkatkan kesehatan mentalnya setelah berhadapan dengan Maestro (Hulk versi jahat).

  1. Batman
Kayak superhero lainnya, Bruce Wayne mengalami insiden di masa kecil yang traumatis, ia melihat orang tuanya dibunuh di Crime Alley. Ini membuatnya berperang melawan kejahatan di Gotham City dan membuatnya menjadi superhero.

Mengubah kesedihannya menjadi sesuatu yang konstruktif, Wayne melatih dirinya menjadi seorang pahlawan dan menggunakan keahliannya untuk menyingkirkan penjahat di jalanan sambil berpakaian seperti kelelawar.

Ini semakin jelas kalau Wayne merupakan seseorang yang depresif tinggi dengan gangguan depresi persisten atau terus menerus. Meskipun dia menjalani kehidupan yang menurutnya memuaskan, dia masih sering merasa putus asa.

Wayne menggunakan depresinya sebagai motivasi untuk bergerak maju sambil menghapus segala sesuatu di hidupnya yang tidak satu tujuan dengannya. Untungnya, Batman punya sekelompok orang di sekitarnya yang bisa membantunya melihat sebuah harapan.

Khususnya, Alfred Pennyworth, yang menjadi terapis amatir kepercayaan Batman.

  1. Captain America
Captain America merupakan superhero yang baik. Dia selalu senyum, bersedia membantu, dan nggak berhenti berjuang sampai yang jahat kalah. Namun, peristiwa tragis di masa lalu Steve Rogers yang sudah membuatnya depresi, yang dibuktikan di beberapa adegan yang berfokus kepada dirinya.

Satu adegan yang dihapus dari The Avengers yakni menunjukkan Rogers yang membolak balikan dokumen yang berisi informasi kalau semua teman lama nya sudah meninggal. Adegan tersebut menggambarkan keadaan emosionalnya dengan meninggalkannya dalam kegelapan ditambah meredupkan warna di sekelilingnya.

Dalam sebuah adegan di Captain America: The Winter Soldier, Rogers menolak pergi keluar di Sabtu malam karena dia masih berduka karena kehilangan teman-temannya. Kemudian, dia menyatakan bahwa nggak tahu apa yang akan membuatnya bahagia dan dia nggak tahu harus melakukan apa jika harus berhenti menjadi Captain America.

Selain itu, Rogers menderita gangguan tidur, rasa bersalah atas kematian Bucky, dan kurangnya kemauan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri ketika dalam bahaya besar. Ini semua menunjukkan depresi yang mendalam dan terus-menerus yang dihadapi Captain America.

  1. Spider-Man
MRV

Kadung Terungkap di No Way Home, Tom Holland Umbar Pengalaman Main Bareng 2 Spider-Man

Spider-Man Tom Holland mungkin Peter Parker yang paling menyenangkan yang pernah ada. Dia secara terang-terangan menampilkan emosinya ketika menghilang dari The Snap. Dengan hangat dia juga senang melihat Tony Stark lagi ketika para superhero kembali untuk pertempuran epik di akhir Avengers: Endgame.

Wajah Peter yang sedih ketika melihat Stark meninggal membuat banyak penggemar sedih. Singkatnya, Spider-Man merupakan salah satu superhero paling “manusiawi” di film Marvel modern. Sisi kemanusiaan Peter Parker juga yang membuat dirinya sangat rentan dengan mental health.

Spider-Man: Far From Home memperlihatkan Spider-Man melawan penjahat super Mysterio, yang diperankan Jake Gyllenhaal. Mysterio menghancurkan lawan-lawannya secara psikologis. Dia meyakinkan Spider-Man bahwa dia skizofrenia dan menderita gangguan kepribadian ganda. Hal ini membuat Spider-Man mencari bantuan dari psikiater dan hampir kehilangan stabilitas mentalnya.

Beberapa orang percaya ini personality disorder karena Parker bertanggung jawab sebagai Spider-Man sekaligus Peter Parker.

  1. Wolverine
Dalam film, Wolverine (James / Logan Howlett) menderita alkoholisme, tidak peduli dengan dirinya sendiri maupun orang lain, dan nggak mau terlibat dalam percakapan soal mutan. Ini jelas kalau Logan juga bergulat dengan masalah lain.

Saat merawat Profesor X yang tua, Logan berjuang melawan PTSD dan night terror. Bahkan sebelum kejadian ini, Wolverine udah menunjukkan gejala gangguan bipolar dengan perubahan suasana hatinya yang parah dan depresi setelah menyaksikan pembunuhan ayahnya. Kemarahannya pada pembunuhan tersebut menyebabkan kematian ibunya yang disengaja.

Sayangnya, nggak ada petunjuk untuk Logan, dan akhirnya dia meninggal.

Gimana? Dari list di atas, superhero favorit lo termasuk gak? (*)

Tag

Editor : Alvin Bahar