HAI-ONLINE.COM - Di bulan Ramadan ini, banyak cara bisa dilakukan buat mengisi waktu ngabuburit.
Mulai dari mengunjungi tempat wisata, baca Alquran, dengerin ceramah, berburu takjil, sampai olahraga ringan.
Tapi, lo tau gak sih istilah ngabuburit itu dari mana? Nah, istilah ini ternyata dari bahasa Sunda. Padahal, ngabuburit ini cukup populer di Indonesia.
Baca Juga: Cuma Modal Goceng, Anak Muda Bisa Lebih Happy Jalani Aktivitas Digital Pakai Kuota Ini
Dikutip dari laman Unpas, Senin (11/4/2022), Ketua Lembaga Budaya Sunda (LBS) Universitas Pasundan, Hawe Setiawan bilang kalau ngabuburit berasal dari kata burit, yang berarti sore atau petang.
“Istilah ngabuburit merujuk pada kata kerja, yaitu melakukan kegiatan untuk mengisi waktu seraya menyongsong tibanya sore hari,” kata Hawe.
Menurutnya, istilah ngabuburit ini merupakan bentuk keunikan bahasa Sunda. Soalnya dalam bahasa Sunda, keterangan waktu (dalam hal ini, burit) bisa menjadi kata kerja setelah mendapat kata awalan (yakni nga).
“Bahasa Sunda kosa katanya tidak begitu banyak, tapi variasinya tak terbatas. Maka, keunikan bahasa Sunda terdapat pada keterangan waktu. Orang bisa membuat kata kerja dengan tambahan awal, seperti kata ngabuburit,” ujarnya.
Baca Juga: 6 Menu Sahur dan Buka Puasa Yang Nggak Mudah Basi, Cocok Buat Stok Pas Pandemi
Berdasarkan Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit atau bersantai sambil menunggu waktu sore.
Awal munculnya istilah ngabuburit
Istilah ini sudah muncul sejak lama, tepatnya ketika kebudayaan Islam masuk ke tanah Sunda.
“Seingat saya sudah lama (muncul istilah ngabuburit). Saya kira sejak nilai-nilai Islam masuk dalam wilayah budaya Sunda,” ujarnya.
Ngabuburit sekarang kian berkembang dan semakin beragam. Dulu anak-anak mengisi ngabuburit dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu. (*)