HAI-Online.com- Tengah heboh di Twitter ajakan ke para pelajar untuk ikut berdemo bersama mahasiswa pada Senin, 11 April besok.
Menyikapi hal ini beberapa Dinas Pendidikan Kota dan Polres Metro Bekasi Kota bersama kepala sekolah mengimbau para pelajar tidak ikut dalam aksi demo yang akan datang untuk menghindari hal yang tak diinginkan.
Mesko demikian, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI telah menjadwalkan aksi demonstrasi di kawasan Istana Negara, Jakarta, pada Senin (11/4/2022) dan membuat laporan agendanya ke pihak kepolisian.
Dalam aksinya nanti, BEM SI menargetkan bakal mendatangkan 1.000 massa aksi. Seperti dikutip HAI dari KompasTV, para demonstran yang direncanakan hadir itu berasal dari 18 kampus.
Kampus tersebut terdiri dari UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG dan STIEPER.
Koordinator BEM SI Kaharuddin menjelaskan alasan pihaknya kembali menggelar aksi demonstrasi setelah aksi mereka pada 28 Maret 2022.
Menurut Kaharuddin, aksi kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya. Sekaligus menagih janji terkait tuntutan pihaknya yang telah disampaikan sebelumnya.
"Betul. Aksi tanggal 11 April 2022 ini meminta jawaban dari aksi tanggal 28 Maret 2022, bagaimana pemerintah atau Bapak Presiden Jokowi menjawab tuntutan kita selama 14 hari ini," kata Kaharuddin dikutip dariKompas.com, Kamis (7/4/2022).
Adapun tuntutan BEM SI yaitu, pertama, mendesak Jokowi bersikap tegas atau memberi pernyataan sikap menolak penundaan pemilu atau masa jabatan tiga periode.
"Karena sangat jelas hal itu mengkhianati konstitusi negara," ujar Kaharuddin.
Tuntutan kedua, mendesak Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-undang tentang Ibu Kota Negara (UU IKN).
Ketiga, mendesak Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat.
Keempat, mendesak Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.
Kelima berkaitan dengan penyelesaian konflik agraria di Indonesia.
Baca Juga: Anak STM yang Ikut Demo Terancam Bakal Tercatat di SKCK Kepolisian dan Ditandai Kalo Lamar Kerja
Keenam, mendesak Jokowi dan wakilnya, Ma'ruf Amin, berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya.
Menurut Kaharuddin, tuntutan-tuntutan yang disampaikan pihaknya belum dipenuhi oleh pemerintah dalam kurun 14 hari sejak aksi sebelumnya.
"Sehingga tanggal 11 April kami akan turun menagih jawaban dari tuntutan tersebut, karena kajian sudah kita berikan dan sebelumnya disambut oleh staf presiden," ujar dia.
Kaharuddin menegaskan, bahwa aksi demonstrasi ini tidak ditunggangi oleh kubu politik mana pun, melainkan murni aspirasi dari berbagai daerah yang diserap para mahasiswa untuk disampaikan kepada penguasa.
Kaharuddin menuturkan independensi BEM SI dari kepentingan politik tertentu dapat dibuktikan lewat kajian yang mendasari tuntutan-tuntutan kepada Istana.
"Bisa dilihat, setiap BEM SI melakukan aksi, itu ada kajian dari tuntutan yang dibawa. Ketika ada kajian, maka tidak bisa digerakkan oleh siapa pun," ujar Kaharuddin.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa pihaknya tak membawa aspirasi untuk menurunkan Jokowi sebagaimana tertera dalam poster-poster liar yang beredar di media sosial.
Ia pun membantah jika dikaitkan dengan hal tersebut. Menurut dia, tuduhan tersebut banyak dilontarkan di media sosial.
Baca Juga: 7 Jurusan Kuliah yang Cocok buat Anak SMK beserta Prospek Kerjanya
Adapun pemicunya yaitu karena keberadaan poster yang mengatasnamakan BEM SI dan mencantumkan pernyataan "Turunkan Jokowi dan kroninya".
Kaharuddin menegaskan bahwa poster yang beredar di media sosial tersebut hoaks. Sebab, pihaknya belum mengeluarkan poster untuk aksi itu.
"Belum ada poster aksi yang kami keluarkan. Poster-poster yang beredar itu poster-poster liar. Kita tidak bisa mengatur semuanya," ujarnya.
"Di sini kami bukan untuk menggulingkan (Jokowi), kami tegas mahasiswa berdiri tegak sebagai oposisi, sebagai pengawas dan pengontrol kebijakan pemerintah, karena hari ini oposisi itu lemah," pungkasnya. (*)