HAI-ONLINE.com - Permasalahan pengangguran intelektual dari kalangan sarjana nyatanya jadi satu dari sekian pekerjaan rumah Perguruan Tinggi, termasuk Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pun dinilai menjadi solusi mencegah hal tersebut.
Melalui program Kewirausahaan yang merupakan satu dari 8 program Kampus Merdeka, Lembaga Pengembangan Institusi dan Inovasi (LPII) UNPAR mewadahi mahasiswanya untuk dapat mengembangkan ide dan rencana bisnisnya agar dapat menjadi bisnis yang dapat berjalan dan menciptakan lapangan kerja baru.
Nggak sekadar memberikan wadah bagi mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha, LPII UNPAR juga menggelontorkan sejumlah anggaran bagi mahasiswa yang lolos mengikuti MBKM Wirausaha tersebut.
Baca Juga: Bikin Merinding, Hati-Hati di Jalan Live Tulus Jadi Sing Along di Popstar
Melansir dari laman UNPAR, Senin (21/3/2022), dana sebesar Rp 100 juta sebagai modal awal (seed funding) disiapkan LPII UNPAR untuk keseluruhan para tenant. Tak hanya itu, LPII UNPAR juga menyediakan anggaran untuk pinjaman (tanpa bunga) -yang dijadikan dana bergulir- dan diberikan sesuai dengan pengajuan.
Pendanaan/modal dengan mekanisme dana bergulir hanya diberikan bagi tenant yang memiliki kontrak tenant di Inkubator Bisnis dan Teknologi UNPAR dengan dana maksimal Rp 50 juta.
Berdasarkan Global Entrepreneurship Index (GEI), yang menilai kualitas dan dukungan kewirausahaan sebuah negara, pada tahun 2019, Indonesia hanya memiliki skor sebesar 26 (dari skala 100), dengan nilai aspirasi wirausaha yang sangat rendah (17). Skor GEI menempatkan Indonesia pada peringkat 75 dari 137 negara yang disurvei.
Sementara menurut riset IDN Research Institute di 2019, 69,1% millennial di Indonesia memiliki minat untuk berwirausaha. Sayangnya, potensi wirausaha bagi generasi milenial tersebut belum dapat dikelola dengan baik selama ini. Kebijakan Kampus Merdeka mendorong pengembangan minat wirausaha mahasiswa dengan program kegiatan belajar yang sesuai.
Kepala LPII UNPAR Catharina Badra Nawangpalupi menungkapkan tujuan program kegiatan wirausaha ini untuk memberikan mahasiswa UNPAR yang berminat berwirausaha untuk mengembangkan usahanya lebih dini dan terbimbing.
Program ini diharapkan membawa mahasiswa untuk mengembangkan ide dan rencana bisnisnya agar dapat berjalan lancar dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Adapun 3 tahapan yang akan dilakukan, yaitu:
- Ide Bisnis (3 minggu)
- Rencana Bisnis (5 minggu)
- Kinerja dan Pertumbuhan Bisnis (8 minggu)
- Tim mahasiswa aktif UNPAR
- Terdiri dari 3-5 mahasiswa lintas prodi
- Minimal sudah kuliah 5 semester
- Memiliki jiwa kewirausahaan
- Memiliki komitmen mengikuti MBKM Wirausaha secara penuh
- Mendapat rekomendasi dari Program Studi
- Memiliki ide bisnis atau bisnis yang sudah berjalan, seperti usaha kreatif dan inovatif; atau startup. Atau usaha yang menyasar salah satu atau beberapa dari 17 Sustainable Development Goals (SDGs)
- Penggunaan UNPAR Coffee & Coworking Space UNPAR untuk peserta
- Mentorng/pendampingan dari mentor internal maupun eksternal
- Workshop/pelatihan
- Kesempatan untuk memperoleh seed funding dan pinjaman modal bergulir (tanpa bunga)
- Ekuivalensi 20 SKS
“Nantinya proses pendampingan dilakukan selama 1 semester. Para tenant MBKM Wirausaha harus mengalokasikan waktu mereka untuk mengembangkan bisnis sekurangnya 4 jam per hari dan 5 hari per minggu.
"Terkait seed funding, dana akan dialokasikan sesuai pitch deck dan kelayakan usaha yang akan dievaluasi oleh tim pendamping inkubator. Dana seed funding bersifat hibah untuk persiapan usaha. Sementara anggaran untuk pinjaman modal bergulir diberikan sesuai dengan pengajuan,” pungkasnya. (*)
(Tanya Audriatika)