Inovasi Mahasiswa UNY Bikin Pupuk Organik dari Limbah Lele untuk Tabulampot

Selasa, 22 Maret 2022 | 18:00
UNSPLASH/CESAR FERNANDES

Ilustrasi tanaman tomat, tanaman buah tomat.

HAI-ONLINE.com - Tabulampot atau tanaman buah dalam pot banyak dijumpai karena budidaya ini memiliki keuntungan yang besar.

Nggak cuma itu aja, budidaya ini memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, dapat berbuah di luar musim, gampang dipindah, dan bisa dikembangkan di beragam lahan.

Adapun manfaat lain dari tambulampot ini yakni adanya buah yang dihasilkan dalam proses budi dayanya.

Baca Juga: Rutin Minum Jus Tomat Bisa Turunkan Berat Badan, Cek Manfaat Hebat Lainnya

Sebuah tanaman pasti memerlukan pemupukan, sama hal nya dengan si tabuklampot ini. Namun, masyarakat lebih banyak mengenal pupuk kimia dibanding pupuk organik.

Padahal, pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami.

Air limbah lele dan kotoran ayam

Maka dari itu, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat pupuk yang terbuat dari bahan alami limbah air budidaya ikan lele sistem bioflok dan kotoran ayam, sehingga ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek negatif jangka panjang bagi tanaman.

Para Mahasiswa itu yakni Irfan Aldi Fitrian dan Annisa Kusumawati, Ahmad Sauki Al Zamani dan Shibghotulloh Umar Rosyadi. Mereka melakukan inovasi membuat pupuk organik berbentuk cair dan berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman khususnya tabulampot.

Baca Juga: Inovasi Mahasiswa UNY: Olah Biji Karet Menjadi Makanan Tempe

Menurut Irfan Aldi, pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman.

Dalam arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan–bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.

Dikatakan, budidaya ikan lele sistem bioflok merupakan usaha budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi, penggunaan jumlah pakan yang tinggi, penambahan aerase dan penggantian air secara berkala dalam jumlah besar serta menghasilkan air limbah yang besar pula.

Adapun air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga.

"Air limbah budidaya lele sistem intensif dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair," ujarnya dikutip dari laman UNY, melalui Kompas.com, Senin (21/3/2022).

Sayangnya potensi air limbah budidaya lele tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sering dijumpai pembudidaya lele masih membuang begitu saja air limbah tersebut di sekitar pemukiman.

Kandungan nutrisi tinggi

Air hasil budidaya sistem bioflok mengandung banyak bahan organik khususnya kandungan nitrogen yang tinggi. Kandungan nitrogen yang terdapat pada air budidaya ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman.

Annisa Kusumawati menambahkan kotoran ayam juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman karena mengandung unsur nitrogen yang cukup tinggi, diikuti dengan kalium serta fosfor.

"Jika dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya, pupuk kompos dari kotoran ayam mempunyai kandungan hara yang tertinggi," tutur Annisa.

Hal tersebut dikarenakan bagian cair dan bagian padat dari feses ayam tercampur jadi satu dimana unsur nitrogennya tiga kali lipat lebih banyak dari jenis pupuk lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa UNY Inovasi Pupuk Alami untuk Tabulampot dari Limbah Ini". (*)

(Tanya Audriatika)

Tag

Editor : Al Sobry