Kisah dari Gig Terakhir Puppen di Jakarta, 20 Tahun Lalu

Senin, 21 Februari 2022 | 18:05
HAI

Puppen di show terakhir di Jakarta

HAI-ONLINE.COM - 20 tahun lalu, gig terakhir Puppen di Jakarta digelar. Party sebelum bubar. Bukan sembarang pesta. Acara yang digelar pada Minggu (13/1/2002) di Nirvana Cafe, Hotel Maharaja Jakarta tumpah oleh anak-anak underground.

Sore itu, Berandalan Jakarta, sebuah event organizer yang diprakarsai pentolan beberapa band memang sengaja ngasih surprise buat Puppen lewat acara: Puppen-Jakarta Last Show Ever.

Namanya juga pesta anak band. Acaranya pun diisi oleh penampilan band-band underground dan eks-underground seperti Waiting Room, Bad Mono, Burning Inside, Noin Bullet, dan lainnya.

Puncaknya, ya penampilan Puppen abis-abisan!

"Puppen adalah band besar, makanya kita bangga bisa bikin acara ini. Tadinya sih mau bikin lebih gede lagi, misalnya diadain di GOR. Tapi ijinnya susah, jadi terpaksa di sini," ungkap Lukman "Buluk", saat itu pentolan Waiting Room yang merangkap panitia.

NGGAK PAKE RITUAL

Acara dibuka dengan penampilan Burning Inside dengan musik yang ingar-bingar. Penonton mulai ber-crowd surfing. Seru, meski sound yang keluar rada bikin bete.

Setelah itu, disusul ama Bad Mono yang ngebuka penampilannya dengan mainin sebuah perkusi kecil.

Baca Juga: Rekomendasi Jajan Rock, Ini Daftar Produk Kolaborasi Terbaru Band Metal Indonesia dengan Brand Lokal

Lantas musik metal pun menggelegar di seantero kafe. Yang agak lain, mungkin ketika Waiting Room nongol.

Band ini sedikit bikin sensasi pas pentolannya, Lukman, tiba-tiba melorotin celananya di atas panggung. Waduh!Tingkah laku edan-edanan makin menjadi pas Koil naik panggung. Band asal Bandung itu membawa dua penari cewek ke panggung.

Buntutnya, petugas keamanan pontang-panting menyelematkan tuh cewek dari tangan-tangan jahil penonton.

Di tengah suasana yang "membara", Puppen muncul.

Hampir 1.000 penonton langsung berdesak-desakan ke bibir panggung untuk menikmati penampilan terakhir Arian 13, Robin, Andry, dan Abay.

Begitu lagu dimulai, beberapa penonton nekad memanjat panggung, bahkan ikut nyanyi segala.

"Thanks banget buat band-band yang udah mau tampil dalam acara ini," kata Arian 13, vokalis Puppen, membuka penampilannya. Maklum, mereka udah nongkrong menikmati special party itu sejak pukul 6 sore!

Selebihnya, Puppen larut dalam suasana pesta. Sambil ngegeber 15 lagu andalannya, Arian sesekali "nyemplung" ke tengah penonton.

Penonton menggelinjang disembur lagu This is not a Puppen Song sampe singel terbaru Memar Terpatri.

Biar penampilannya keren dan bikin penonton puas, Arian dkk. nggak bikin ritual khusus yang menandakan kalo mereka bakal ngebubarin diri. Termasuk kata-kata perpisahan spesial.]

Ya, itulah gaya anak-anak Puppen. Cuek. Setiap kali ditanya kenapa membubarkan diri. jawabannya selalu asal jadi.

"Gue ke Las Vegas, sementara Robin nerusin kuliah di Oklahoma," canda Arian.

Alasan seriusnya?

"Kami udah cukup puas. Puppen berdiri sejak tahun 1992. Sebagai band indie, kami udah ngerasa settle," tambah Arian 13, disusul anggukan temen-temennya yang lain.

Mungkin anak-anak Puppen ini ada benernya. Rasanya, hampir semua kesuksesan musisi underground udah mereka capai.

Kaset laris manis, konsernya selalu penuh, bisa ngerilis album di luar negeri. ditambah ide-ide segar macam bikin live recordings.

Selanjutnya, mereka sibuk ngurusin urusan masing-masing. Robin, yang biasanya ngurus manajemen, bakal cabut ke Volcom. Cowok yang keliatannya kalem ini masuk ke divisi marketing Volcom, terutama yang berurusan dengan musisi. Sementara Arian 13, memilih cabut ke Jakarta, ia bekerja di sebuah production house yang tugasnya ngurusin desain promo. Maklum, dia emang anak desain. Bedanya, vokalis yang suka nyeleneh ini masih bisa dijumpai di panggung musik. Sampai sekarang. Abay dan Andry malah mutusin berkongsi dalam sebuah band. Namanya Bahamas.

Tag

Editor : Alvin Bahar