HAI-Online.com - Pernah dengar istilah grammar Nazi? Iya, julukan tersebut ditujukan ke orang-orang gemar mengoreksi tata bahasa orang lain.
Grammar Nazi awalnya dipakai pada orang yang bersikap otoriter terkait penggunaan bahasa Inggris aja.
Tapi istilah tersebut kini berkembang untuk pengguna semua jenis bahasa, termasuk di media sosial.
Para grammar nazi ini seringkali dianggap pengacau karena hobinya mengoreksi bahasa.
Mereka dianggap berlebihan karena fanatismenya terhadap bahasa, tak peduli tempat dan waktu.
Nih, beberapa ciri-ciri yang bisa dikenali dari seorang grammar Nazi. Lo gini nggak?
Sering memakai kata-kata yang tidak lazim
Seorang grammar Nazi gemar memamerkan kemampuannya berbahasa dengan menggunakan kata-kata yang tidak lazim.
Mereka memilih variasi kata yang tidak umum untuk menunjukkan wawasannya dalam dunia literasi dan berniat memberi contoh pada orang lain.
Baca Juga: Para Musisi Rock Terkenal Ini Anggap Musik Oasis Sampah, Kenapa?
Berhenti membaca artikel ketika menyadari ada kesalahan grammar
Grammar Nazi sulit menoleransi kesalahan tata bahasa di artikel atau informasi yang bersifat publik.
Mereka menganggap kekeliruan tersebut sangat fatal dan mencolok mata sehingga langsung berhenti membacanya.
Introvert
Orang dengan kepribadian introvert cenderung menjadi grammar Nazi, berdasarkan riset di Amerika Serikat.
Penelitian membuktikan, ada hubungan yang mendalam antara tipe kepribadian dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan.
Mengutamakan grammar dibandingkan maknanya Si tukang koreksi akan mengutamakan tata bahasanya dibandingkan makna atau maksud sesungguhnya. P
Perilaku itu sudah menjadi kebiasaan dan di luar kendali mereka, baik dalam percakapan langsung maupun teks.
Terganggu dengan tren bahasa kekinian
Seorang grammar nazi akan merasa terganggu dengan tren bahasa kekinian yang dianggap menyalahi aturan.
Mereka berusaha menghindari penggunaan kata-kata terkini itu sembari tetap mempertahankan gaya bahasanya yang baik dan benar.
Cek ejaan dan tata bahasa berulang kali sebelum posting di media sosial
Jika merasa harus mengoreksi ejaan di unggahan media sosial beberapa kali sebelum diposting, itu artinya kita termasuk grammar Nazi.
Kita juga kadangkala cemas dan khawatir ada kesalahan bahasa pada cuitan atau surel yang dikirim beberapa jam sebelumnya.
Reputasi dan bahasa bagi seorang grammar Nazi sangat penting sehingga membuat mereka sangat berhati-hati. Mereka merasa harus berbahasa dengan baik setiap waktu, tanpa terkecuali.
Baca Juga: 10 Jurusan yang Lulusannya Bakal Banyak Dibutuhin pada 2025 Mendatang
Tidak tahan dengan kesalahan grammar yang dibuat orang lain
Kita tidak tahan dengan kesalahan grammar yang dibuat orang lain, termasuk dalam kolom komentar media sosial, chat WhatsApp sampai dialog di film.
Terkadang sulit untuk menghentikan kebiasaan dan keinginan untuk mengoreksi kesalahan bahasa orang lain ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Ciri-ciri Perilaku Grammar Nazi, Si Tukang Koreksi Bahasa"