Benarkah Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa pada Kurikulum 2022 SMA Ditiadakan? Ini Kata Kemendikbud

Selasa, 21 Desember 2021 | 16:35
(KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH)

Suasana agenda PTM di SMAN 1 Manyar, Senin (30/8/2021)

HAI-Online.com – PelajarSMA di Indonesialagi cukup ramai ngomongin soal kabar dihapuskannya penjurusan pada Kurikulum 2022.

Seperti yang kita tahu,pada kurikulum sebelumnya, penjurusan siswa SMA dibagi ke dalam kelas IPA, IPS dan Bahasa.

"KENAPA PAS AKU LULUS BARU ADA KURIKULUM INI," tulis seorang netizen dengan username @nnuriii_ lewat postingan TikToknya.

Namunbenarkah nggak ada lagi penjurusan IPA, IPS dan Bahasa pada Kurikulum 2022 mendatang buat siswa SMA?

Penjelasan Kemendikbud

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomopun memberikanpenjelasan.

Iamengatakan bahwa yang dimaksud masyarakat mengenai Kurikulum 2022 tersebut adalah kurikulum prototipe. Sedangkan kurikulum resmi yang masih digunakan hingga saat ini adalah Kurikulum 2013.

“Kurikulum prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022 karena pada tahun 2022 sifatnya opsional,” jelas pria yangakrab disapa Nino itukepada Kompas.com, Senin (20/12/2021).

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Siapkan Kurikulum Baru 2022 yang Disebut Nggak Cuma Kejar Tayang Materi

Nah dalam kurikulum prototipe ini nantinya siswa SMA akan diperbolehkan meramu sendiri kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

“Alih-alih dikotakkan ke dalam jurusan IPA, IPS dan Bahasa, siswa kelas 11 dan 12 akan boleh meramu sendiri kombinasi mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya,”jelasnya.

Meski akan ditawarkan kepada semua sekolah, namun kurikulum prototipe tersebut hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat menggunakannya sebagai sebagai alat untuk transformasi pembelajaran.

Contoh penerapan Kurikulum Prototipe

Sebagai contoh penerapan kurikulum prototipe, siswa yang ingin menjadi insinyur nantinya boleh mengambil matematika lanjutan dan fisika lanjutan, tanpa mengambil biologi.

Siswa tersebut kemudian boleh mengkombinasikannya dengan mata pelajaran IPS, bahasa, dan kecakapan hidup yang sejalan dengan minat maupun rencana karirnya.

Kurikulum prototipe menurutnya dirancang untuk memberi ruang lebih banyak, bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

Selain itu, kurikulum prototipe menurutnya akan memberi kesempatan pada siswa untuk menekuni minatnya secara lebih fleksibel.

Dalam kurikulum prototipe, siswa diharuskan mengambil 18 jam pelajaran wajib dan 20 jam pelajaran pilihan per minggu.

Baca Juga: Inilah 8 SMK/SMA yang Punya Jurusan Kesenian, Bisa Jadi Referensi Kalian

Mata pelajaran wajib yang harus diambil para siswa antara lain:

  • Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
  • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
  • Bahasa Indonesia
  • Bahasa Inggris
  • Matematika
  • Seni Musik
  • Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesenian
  • Sejarah.
Uji coba 2.500 sekolah

Nino mengungkapakn, kurikulum prototipe ini sudah diuji cobakan pada sekitar 2.500-an sekolah pada tahun 2021.

“Secara umum hasilnya bagus. Banyak sekolah yang terdorong untuk melakukan inovasi pembelajaran, termasuk sekolah-sekolah yang secara sarana prasarana sebenarnya terbatas,”katanya.

Sebelumnya, Nino dalam unggahan Instagramnya 30 November 2021 menyampaikan bahwa kurikulum prototipe akan lebih berfokus pada materi esensial, dan nggak terlalu padat materi.

Ia menyebut kurikulum ini penting agar guru punya waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi.

“Jadi bukan hanya sekedar kejar tayang materi yang ada di buku teks saja,” ujar dia.

Kurikulum prototipe saat ini telah diterapkan pada 2.500-an sekolah melalui Program Sekolah Penggerak.

Sekolah dalam program tersebut dinilai mencerminkan keragaman yang ada pada sistem pendidikan di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Inilah 15 SMA Terbaik di Sumatera Berdasarkan Rerata Nilai UTBK 2021

Sebagian sekolah yang diujicobakan itumerupakan sekolah yang “biasa” saja, bukan sekolah favorit atau unggul. Serta bukan sekolah yang memiliki fasilitas berlebih.

“Banyak yang justru kekurangan secara sarana-prasarana. Sebagian juga berada di daerah tertinggal,”pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Kurikulum 2022 SMA Tidak Ada Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, Benarkah?"

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya