Ngerampok Gaya Flash-mob Marak Terjadi di Amerika, Toko Branded Rugi Ratusan Juta

Selasa, 21 Desember 2021 | 12:30
Cctv

Ngerampok Gaya Flash-mob Marak Terjadi di Amerika, Toko Branded Rugi Ratusan Juta

HAI-Online.com-Pencurian barang-barang di toko bergayaflash mobtengahmarak terjadi di Amerika Serikat(AS) jelang musim belanja liburan nataru.

Bisa dibilang, flashmob puluhan orang ini malah merugikan. Pasalnya rombonganpencuri itu sebenarnya melangsungkan operasi kompak menjarah toko-toko barang mewah di AS.
Salah satu video rekaman ngerampok gaya flash-mob seperti dikutip dariVOA Indonesiapada Selasa (21/12/2021), menunjukkan aksiflash mobdi sebuah toko di Chicago, Los Angeles, San Francisco.
Video rekaman CCTV itu menampilkan 20 orang yang menyerbu toko Nordstrom di pusat perbelanjaan The Grove.
Baca Juga: Ramai soal Fenomena Solstis 21 Desember, Lapan Sebut Nggak Berbahaya
Mereka memakai palu untuk memecahkan jendela toko, dan mencuri barang-barang senilai ribuan dollar AS (belasan hingga puluhan jutaan rupiah).
Beberapa hari kemudian, laporan kejadian sejenis juga terjadi di mal Westfield Topanga di Canoga Park, dimana sekelompok pencuri menjeboldatang ke toko dengan menyerang sekuriti dan membawa kabur barang-barang senilai 25.000 dollar AS (Rp 359 juta).

Home Depot di Lakewood juga sempat menjadi sasaran pencurian berkelompok pada bulan lalu, ketika sekelompok orang yang sedikitnya terdiri dari delapan pria muda masuk ke toko menggunakan palu, linggis, dan kunci pas, sebagaimana dilaporkan Los Angeles County Sheriff's Department.

Belum lagi, sejumlah pencurian dengan cara yang samanjuga dilaporkan terjadi setelah tindakan kriminal ini ramai diberitakan di medsos.

Akibatnya, menurut laporanVOA Indonesia, sejumlah jendela toko kini ditutup dengan papan kayu, dan semakin banyak polisi yang dikerahkan ke jalan.

"Kami harus beraksi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Mereka berhenti di satu toko, memecahkan jendela, masuk dan mengambil sebanyak yang mereka bisa bawa," ujar Kepala Kepolisian San Francisco, William Scott.

Para pekerja toko dan pelanggan pun kini dibuat khawatir dengan aksi rampok flash-mob itu, apalagi laporan lain menyebutkan bahwa kasi tersbeut bukan spontanitas melainkan direncanakan.

Baca Juga: JKT48 Gelar Flashmob

"Aksi kriminal retail terorganisasi sudah menjadi isu yang kami hadapi selama beberapa tahun. Ini bukan hal baru, tetapi biasanya bukan kekerasan seperti ini. Siang bolong dengan pelanggan dan pekerja masih di dalam toko, ini jadi semakin serius," terang Presiden California Retailers Association, Rachel Michelin.

Ia curiga aksi kriminal ini berakar pada gembong yang merekrut anak muda via media sosial.

"(Gembong) membayar mereka dengan uang. 'Hei, kami akan bayar beberapa ratus dollar, kami perlu kamu mencuri beberapa barang ini. Ambil sedikit buat kamu, sisanya buat kami'. Barang-barang itu akan mereka jual lagi."

Barang-barang curian itu sering kali dijual lagi secaraonline. Michelin lalu menyarankan warga ikut waspada untuk memilih barang saat berbelanjaonline.

Yang dianehkan masyarakat setempat, ada banyak toko yang menginstruksikan ke pekerja mereka untuk tidak campur tangan jika menghadapi aksi kriminal untuk alasan keamanan.

Baca Juga: Rumah Bek Tottenham Hotspur Disatroni Rampok, Keluarganya Ditodong Pisau oleh Pelaku

Seperti adegan rampok bank yang berulang di film Free Guy, hal ini membuat sejumlah pihak lalu mempertanyakan kebijakan tersebut.

"Beberapa tahun lalu, waktu mereka larang pegawai toko mencegah pencurian itu awal dari kehancuran," ungkap seorang pembelanja bernama Shelle Carrol.

"Kalau lunak pada kejahatan, hal ini bakal terjadi lagi," katanya tak terima. (*)

Tag

Editor : Al Sobry