HAI-ONLINE.COM - Di era globalisasi dan industri 4.0 saat ini, mahasiswa kayaknya nggak cukup berbekal kecerdasan akademik semata. Betul nggak?
Kalo bisa, kita menghadirkan solusi atas masalah yang ada. Untuk itu, perlu dibentuk sikap kritis dan kemampuan menuangkan gagasan yang inovatif, hingga kelak dapat berperan dalam perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.
Hal ini jadi salah satu landasan ajang Writing Competition Beswan Djarum 2020/2021 yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation. Tahun ini, babak final nasional diikuti sebanyak 16 Beswan Djarum, sebutan bagi mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus.
Mereka terpilih dari total peserta 220 Beswan Djarum yang berkompetisi sejak tahap regional di empat wilayah yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Lounardus Saptopranolo mengatakan ajang writing competition merupakan salah satu sarana keterampilan lunak atau soft-skill yang didapatkan Beswan Djarum dari seluruh rangkaian program Djarum Beasiswa Plus. Lewat program ini para peserta diajak untuk berpikir kritis, menuangkan gagasan dan ide kreatif secara tertulis, kemudian mempresentasikannya di depan para pakar.
“Setelah menerima soft-skills Leadership Development, Beswan Djarum dirangsang untuk memiliki kepekaan dan berpikir kritis terhadap permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Mereka ditantang untuk memberikan kontribusi positif sebagai solusi. Menuangkan gagasannya dalam bentuk karya tulis yang merepresentasikan kualitas berpikir kreatif dan inovatif, untuk kemudian diuji melalui sebuah ajang kompetisi, yakni Writing Competition,” ujar Lounardus Saptopranolo dalam keterangan pers, pada Minggu (7/11).
Dari 16 mahasiswa yang beradu gagasan selama dua hari pada 4 – 5 November 2021, akhirnya terpilih para pemenang dari dua kategori yang dikompetisikan yaitu kategori eksata dan non-eksata. Juara I dari kategori eksakta adalah Nicole Jovanka Kristalisia, yang merupakan mahasiswi jurusan Teknik Kimia dari Universitas Sriwijaya. Nicole berhasil jadi pemenang dengan esainya yang berjudul INOVASI KATALIS BIODIESEL BERBASIS SILIKA HASIL INCINERATION BOTTOM ASH LIMBAH MEDIS.
Baca Juga: Ramai Soal Magang Nggak Dibayar, Gimana Sih Sebenarnya Aturan Internship?
Nicole membagikan pengalamannya saat menyusun karya tulis hingga akhirnya terpilih jadi yang terbaik di kategori Eksata. Menurutnya, pemilihan topik karya tulisnya berangkat dari kesadaran dan kepedulian tentang kondisi lingkungan sekitar, khususnya perubahan iklim di bumi. Dengan Biodesel, Nicole ingin membantu mengurangi limbah plastik dan limbah medis serta biomassa lainnya.
Ia ingin memanfaatkannya sebagai bahan utama sumber energi alternatif ramah lingkungan yakni Biodiesel.
“Seperti peribahasa, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Saya ingin mengubah fungsi Biodiesel sekaligus mengurangi limbah di bumi ini. Biodiesel merupakan salah satu alternatif energi terbaru dan sangat ramah lingkungan. Biodesel juga dapat memproduksi sumber energi dalam jumlah yang cukup masif,” ungkap Nicole.
Sementara di kategori Non-Eksata, Juara I berhasil diraih oleh Cindy Aurellie Hutomo, yang merupakan mahasiswi jurusan Komunikasi & Pengembangan Masyarakat dari Institut Pertanian Bogor. Cindy berhasil jadi pemenang dengan esainya yang berjudul GROWBY: APLIKASI CERDAS PEMENUHAN GIZI BALITA DALAM MERESPON KRISIS EKONOMI AKIBAT PANDEMI COVID-19.
Karya yang dibuatnya ini membahas tentang solusi dari permasalahan stunting atau buruknya tingkat gizi pada bayi, yang terjadi sebagai dampak dari pandemi yang berkepanjangan.
“Indonesia menduduki peringkat 3 masalah stunting di South-East Asian Region, Melihat fenomena stunting yang diperparah dengan penurunan perekonomian di era pandemi. Maka saya tergerak menghadirkan GROWBY sebagai aplikasi solutif pertama yang menyediakan akses pangan gizi seimbang dengan mudah dan murah, serta memberikan edukasi dan layanan konsultasi 24 jam bagi penggunanya” ujar Cindy.
Terpilihnya Nicole dan Cindy sebagai yang terbaik di Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum nggak terlepas dari peranan para dewan juri yang berasal dari beragam latar belakang kompetensi serta kombinasi akademisi dan praktisi. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman, M. Rur. Sc. Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor, Arifin Asydhad selaku pemimpin Redaksi Kumparan (praktisi komunikasi dan media), serta Aditya Brahmana Product Manager Gojek Indonesia (praktisi bisnis) yang juga merupakan alumni Beswan Djarum angkatan 2013/2014.
Aditya menjelaskan, ide dan gagasan para finalis adalah hasil pemikiran terhadap problematika masyarakat. Dengan demikian, nggak menutup kemungkinan, ide-ide tersebut akan diterapkan pada industri dalam jangka waktu 2-3 tahun mendatang. Menurutnya, writing competition bukanlah akhir dari sebuah ide, melainkan sebuah katalis untuk memotivasi para peserta dan dewan juri untuk mampu berpikir kritis dan kreatif.
“Pada akhirnya, jadi pemenang adalah sebuah bonus, tetapi yang lebih penting adalah proses pembelajaran terhadap nilai-nilai kreatif dan kritis yang sangat bermanfaat di kehidupan kita sehari-hari, khususnya di era digital,” ujar Aditya.
Senada, Prof Ronny mengatakan generasi muda umumnya saat ini memiliki banyak gagasan kreatif dan inovatif. Namun problemnya, banyak di antara mereka yang nggak memiliki bekal keterampilan lunak atau soft-skills yang cukup. Sehingga terdapat gap yang cukup besar ketika generasi muda memiliki ide kreatif namun kesulitan merealisasikannya.
“Oleh sebab itu writing competition ini mencoba untuk menjembatani sekaligus jadi inkubator generasi milenial yang mendapatkan beasiswa dari Djarum foundation untuk menyempurnakan idenya. Soft-skills seperti komunikasi dan networking seperti inilah yang dibangun agar terjadi sinergi antara hard-skills dan soft-skills sehingga ide kreatif para peserta ini dapat diinkubasi dan disempurnakan untuk menuju tahapan berikutnya yaitu realisasi,” papar Ronny.
Para pemenang Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2020/2021 baik dari kategori Eksakta dan Non-Eksakta diberikan apresiasi sebesar Rp 30 juta bagi juara pertama, Rp 20 juta untuk juara kedua dan Rp 15 juta bagi juara ketiga.