OPPA Satu Ini Urusi Masalah Sampah Plastik Kita Lho, Kini 12 Inovator Ikut Bantu Juga

Kamis, 28 Oktober 2021 | 17:55

Masalah Sampah Plastik yang terbuang ke air

HAI-Online.com- Permasalahan sampah plastik di negeri ini belum menemukan jalan terbaiknya, apalagi jika selama ini dikerjakan oleh hanya sebagian kecil dari masyarakat yang peduli lingkungan, tentu tantangannya semakin besar.

Apalagi krisis polusi plastik di Indonesia diprediksi bakal mengalami peningkatan 30 persen sampah plastik yang bakal berakhir ke saluran air selama tahun 2017 dan 2025 , yakni dari 620.000 ton per tahun menjadi sekitar 780.000 ton per tahun.
Mengatasi masalah sampah plastik yang jumlahnya semakin bertambah ini jelas butuh dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan baiknya.
Nah, kabar baiknya,Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC) bekerjasama denganIndonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) dengan World Economic Forum, UpLink dan Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA)baru saja membentuk kemitraan baru dengan 12 inovator peduki sampah yang bakal membantu meningkatkan pengelolaan sampah di Indonesia.
Baca Juga: Pernah Jadi Tukang Sampah di New York, Makki 'Ungu': Dibayar Gede, Lumayan 'kan Bisa Beli Bass
"Kami sangat menghargai kemitraan dan komitmen yang terbentuk dalam waktu singkat. Kami berharap kolaborasi ini akan menggerakan perubahan sistemik di sektor
pengelolaan sampah," ujar Duala Oktoriani selaku Manajer Program di OPPA, Kamis (28/10/2021).
Sebanyak 12 inovator yang bakap bekerjasama mengelola sampah kita di bumi berasal dari dalam dan luar negeri.
Mereka yang tergandeng challenge ini telah lebih dulu mengikuti program tantangan inovasi koleksi plastik dari IPCIC selama empat bulan terakhir.
Mereka pun telah mendapat banyak pencerahan setelah mengikuti program tersebut, mulai darimempertajam solusi meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik, salah satunya dengan mengoptimalkan penghidupan, transparansi, kapasitas, serta peran sektor informal di Indonesia.
Dari 12 inovator yang disebutkan, terdapat enam berasal dari Indonesia, sedangkan enam lainnya dari luar negeri.

Mereka yang berasal dari Indonesia antara lain: Plastic Bank, Rekosistem, Griya Luhu, Octopus, Kabadiwalla Connect dan Duitin.

Sementara mitra dari luar negeri adalah Seven Clean Seas, SecondLife, NEPRA, Empower, The Kabadiwala, dan TrashCon.

Baca Juga: Acer Luncurkan Green PC Laptop Aspire Vero, Komponennya Terbuat dari Plastik Daur Ulang

Pengelola sampah lokal

"Program pengelolaan sampah ini ditargetkan berkontribusi terhadap pengurangan 70 persen sampah plastik pada tahun 2025,”kata Duala Oktoriani lagi.
Nah, untuk mempercepat solusi di lapangan, inovator yang terpilih akan didukung dengan hibah total 45 ribu dolar AS atau sekitar Rp 640 juta untik biaya operasional.

Dalam tujuan jangka pendeknya, program tersebut alan meningkatkan kapasitas serta jaringan dari para peserta dengan pihak yang ada di Indonesia. Baik pihak yang berasal dari pemerintah maupun organisasi lainnya yang relevan.

Sedangkan untuk jangka panjang, program tersebut bertujuan menjaga koneksi yang telah dibangun sehingga peserta dapat terus terfasilitasi dan terus terhubung dengan stakeholder yang membutuhkan inovasi.“Kita masih akan menghubungkan peserta dengan stakeholder lokal yang misalnya, ada stakeholder yang butuh inovasi terbaru dan lagi mencari. Kita akan hubungkan, kita lakukan matching supaya kolaborasi partnership masih berjalan sampai seterusnya,” ujar dia.

Nah, tim IPCIC juga membeberkan beberapa program dari peserta terpilih, sepertiDuitin dengan programnya Griya Luhu: Menghubungkan Duitin pickers ke bank sampah Griya Luhu

Duitin - LPBI NU juga bakal melakukan pengelolaan sampah untuk komunitas LPBI NU dan insentif akan disumbangkan kembali ke masjid setempat.
Duitin - Sampangan memiliki program Softex Kimberly Clark, yaitu pengelolaan limbah popok dan pembalut.
Sedangkan Duitin x The Kabadiwala Connect bakal Kolaborasi untuk meningkatkan teknologi dalam pengumpulan sampah plastik mereka.
Duitin x Unilever Foundry bakal mendigitalisasi bank sampah di wilayah Jawa-Bali. Adapun Empower - Geledek bakal menciptakan ekosistem pengumpulan sampah plastik dengan menyertakan aspek keterlacakan dan transparansi.
Griya Luhu membuat Bank Sampah Induk Surabaya, juga bamal mendigitalisasi sistem operasional Bank Sampah Induk Surabaya melalui aplikasi Griya Luhu.
Rekoksistem x Aqua bakal melakukan pemasangan rebox (reverse vending machine) baru melalui pendanaan dari Aqua untuk mengumpulkan lebih banyak botol plastik dari konsumen.
Rekosistem x Bank Sampah Induk Surabaya - Robries bakal bekerja sama dalam pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah plastik.
Serta Rekosistem x Gojek membuat layanan pengambilan sampah dari cloud kitchen Gojek.
Dengan kemitraan dan kolaborasi ini, diharapkan bakal mendorong perubahan baik oengelolaan sampah plastik kita.
"Indonesia membutuhkan solusi inovatif yang akan meningkatkan dan mendukung lebih baik sektor sampah informal, dan tim IPCIC berharap dapat mendukung inisiatif lain di masa depan,” sebut Klaus Oberbauer,Manajer Program di OPPA. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya