Pihak Instagram beralasan, penggabungan format IGTVdan video feed itu akan mempermudah konten kreator dalam membuat, mendistribusikandan memanajemen konten video mereka.
Selain itu, pengguna Instagramjuga bakal lebih mudah menemukan konten video favorit mereka dengab tampilan yang lebih ramping.
Untuk diketahui, IGTV pertama kali diperkenalkan Instagram pada Juni 2018, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perangkat seluler yang bisa bersaing dengan Youtube, yaitu membuat ruang menonton video dengan durasi yang lebih panjang.
Tetapi kenyataannya format video yang lebih panjang itu kurang berhasil. Bahkan selang dua bulan kemudian, sebuah aplikasi bernama TikTok diluncurkan di AS dan booming hingga sekarang.
Sejak saat itu Instagram memfokuskan kembali upayanya dalam pengembangan fitur videonya untuk menyaingi TikTok, dengan format video pendeknya bernama Reels.
Baca Juga: Instagram Perpanjang Durasi Reels Jadi 60 Detik, Makin Mirip TikTok?
Reels diluncurkan pada Agustus 2020, dan Instagram secara agresif mendorongnya, memberi mereka tempat utama dalam navigasi aplikasi, memulai menjual iklan, dan mempostingnya ke laman berita Facebook.
Namun sebenarnya, Reels masih punya satu kelemahan utama yaitu tidak menawarkan cara yang konsisten bagi pembuat konten untuk mendapatkan pembayaran, seperti yang dilakukan Youtube dan TikTok.
Oleh karena itu, Facebook berencana untuk membayar dengan total US$1 miliar kepada pembuat konten pada akhir tahun 2022.
Sebagian dari uang itu telah diberikan kepada kreator Reels, tetapi ini bukan merupakan sistem khusus bagi para pembuat video untuk mendapatkan bayaran, lebih kepada untuk mendorong orang agar terus membuat konten menarik di Instagram. (*)