Menkes Klarifikasi Soal Klaster Covid-19 di Sekolah PTM, Penularannya Kecil

Rabu, 29 September 2021 | 09:00

Uji coba Sekolah Tatap Muka, apakah Remaja Masih Punya Risiko Kena Covid-19, Nggak Ya?

HAI-Online.com- Hasil dari penyelidikan kasus penyebaran Covid-19 di sejumlah sekolah yang menggelar PTM telah resmi diklarifikasi olehMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Senin (27/9/2021) kemarin.

Ia mengatakan, infeksi Covid-19 pada beberapa siswa, bukan terjadi karena adanya klaster sekolah.
Menurutnya penyebutan klaster sekolah PTM itu kurang tepat melihat dari angka penularannya.
Baca Juga: Biar Nggak Ketahuan, Sekelompok Guru di India Nyontek Pake Perangkat Bluetooth "Adapun kalo angkanya kecil-kecil itu bukan klaster, karena klaster itu kita definisikan kalo penyebarannya terjadi di sekolah," kata Budi, saat keterangan pers hasil Rapat Terbatas PPKM, yang disiarkan YouTube Sekretariat PresidenpadaSenin (27/9/2021).

Budi mengatakan, pihaknya sudah melakukan surveilans Covid-19 ke beberapa sekolah di Jakarta dan Semarang sebagai evaluasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Namun sejauh ini, imbuhnya, belum ada strategi surveilans terstandar untuk evaluasi pelaksanaan PTM.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan instansi terkait akan menyusun metode surveilans serupa untuk aktivitas masyarakat lain, apabila metode yang digunakan di sekolah berhasil.

"Kalau ini berhasil, nanti kita mereplikasi ke aktivitas perdagangan, aktivitas pariwisata, aktivitas keagamaan, aktivitas transportasi dan lain sebagainya," katanya lagi.

Meskintak menyebut itu klaster sekolah, namun dalam data survey yang dipaparkan, ada salah satu sekolah yakni SMP PGRI 20 Duren Sawit yang menjalankantestingpada 266 orang.

Baca Juga: Indonesia Bebas Zona Merah Covid-19, Pelajar yang Ikut PTM Tetap Waspada!

Dari situ ditemukan hasil 21 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Artinyapositivity rate-nya mencapai 7,9 persen.

"Dari 266 ada 21 ya itu kemungkinan besar klaster," ungkap Budi.

Sementara sekolah PTM yang disurvey laimnya punya positivity rate di bawah 3 persen. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya