Inilah 7 Penemu Teknologi asal Indonesia, dari Pondasi Cakar Ayam sampe Alat Pembunuh Sel Kanker

Selasa, 27 Juli 2021 | 20:00
Iteba.ac.id

Warsito Taruno, penemu alat pembunuh sel kanker.

HAI-Online.com – Sains dan teknologi terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Penemuan-penemuan tersebut pun terbukti punya pengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari.

Namun pastinya, para ilmuwan yang berhasil bikinpenemuanbutuh waktu yang nggak sebentar. Sebab, mereka perlu melakukan proses riset hingga percobaan-percobaan yang panjang sebelum penemuannya dipublikasikan.

Selain tokoh penemu teknologi dari luar negeri, Indonesia ternyata juga memiliki banyak penemu dan ahli teknologi yang udah diakui secara dunia, sob.

Banyak penemuan dari mereka yang bergunadalam berbagai aspek kehidupan kita, mulai di bidang kesehatan hingga arsitektur.

Nah, melansir laman Institut Teknologi Batam, Selasa (27/7/2021), ada sejumlah nama dari Indonesia yang menemukan dan mengembangkan suatu teknologi.

Yuk simak ketujuh penemu teknologi dari Indonesia berikut ini.

  1. Khoirul Anwar
Khoirul Anwar merupakan penemu teknologi broadband penemu 4G teknologi di Indonesia. Khoirul Anwar berhasil membuat ponsel dan kartu perdanamu dapat menangkap jaringan 4G.

Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Nara Institute of Science and Technology memiliki paten 4G berbasis Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM).

Teknologi broadband ini diciptakan olehnya dan menjadi langkah awal terciptanya mobile 4G LTE. Khoirul Anwar telah diakui sebagai salah satu peneliti asal Indonesia terbaik di Jepang.

Baca Juga: Cat Lovers, Ini 5 Fakta Tentang Ekor Kucing yang Wajib Kalian Tahu

  1. Prof. Sedyatmo
Sedyatmo merupakan penemu pondasi cakar ayam. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1934 ini menemukan sistem arsitektur infrastruktur yang dikenal dengan pondasi cakar ayam.

Salah satu tempat yang menggunakan pondasi cakar ayam Prof. Sedyatmo adalah landasan pacu pelabuhan udara Soekarno Hatta.

  1. Yogi Ahmad Erlangga
Yogi Ahmad Erlangga merupakan penemu rumus matematika dalam perminyakan. Pria yang pernah menempuh pendidikan di Delft University of Technology, Belanda, ini tercatat sebagai doktor Matematika termuda.

Dia menemukan rumus untuk menyelesaikan berbagai masalah perminyakan dan kemampuannya menarik perhatian perusahaan minyak dunia, yaitu Shell.

  1. Randall Hartolaksono
Randall Hartolaksono merupakan sosok yang menemukan bahan bakar anti-panas dan anti-api. Awalnya ide yang dia cetuskan diremehkan banyak orang. Namun, pria lulusan University of London ini pantang menyerah dan berusaha merealisasikan idenya untuk menciptakan bahan bakar anti-panas dan anti-api.

Pada akhirnya, pria ini justru dihargai dan diakui oleh perusahaan otomotif dunia, seperti Petronas, dan Ford.

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Samurai Miyamoto Musashi yang Menangin Duel Pertama saat Masih Bocah

  1. Muhammad Nurhuda
Muhammad Nurhuda menemukan kompor ramah lingkungan. Nurhuda merupakan dosen Fakultas MIPA Universitas Brawijaya yang sukses menciptakan kompor ramah lingkungan.

Setelah dilakukan pengujian, kompor hasil ciptaan Muhammad Nurhuda ini menghasilkan limbah di bawah batas minimum yang ditetapkan WHO. Kompor ramah lingkungan ini telah menarik perhatian negara-negara Asia Pasifik dan Amerika.

  1. Warsito P. Taruno
Warsito P. Taruno merupakan tokoh penemu alat pembunuh sel kanker. Dia adalah peneliti Indonesia yang pernah berkarier di Shizuoka University, Jepang.

Pulang dari Jepang, dia berniat membantu kakak untuk menyintas kanker payudara stadium 4. Kemudian, ia membuat alat pembunuh sel kanker. Alhasil, tercipta alat terapi yang disebut breast cancer electro capacitive therapy.

  1. Tjokorda Raka Sukawati
Tjokorda Raka Sukawati merupakan tokoh penemu sistem penyangga jalan layang. Dia adalah insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu.

Yakni teknologi yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya. Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat untuk membangun jembatan di Seattle. (*)

Baca Juga: 100% Orang Indonesia Nggak Bisa Disebut Pribumi, Begini Penjelasannya

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya