Cat Lovers, Ini 5 Fakta Tentang Ekor Kucing yang Wajib Kalian Tahu

Sabtu, 17 Juli 2021 | 21:00
vetstreet.com

jenis kucing bernama Havana brown

HAI-Online.com – Punya bentuk yang bervariasi, gerakan ekor kucing ternyata menyimpan banyak makna lho. Salah satunya adalah gerakan ekor penyambutan saat kamu baru pulang ke rumah.

Nggak hanya itu, ekor kucing juga mengungkapkan apapun yang mereka rasakan dan ingin kamu memahaminya.

Seekor ekor kucing memiliki 19 hingga 23 ruas tulang belakang, sekitar 10 persen dari total jumlah tulang di tubuhnya.

Sekelompok besar otot, ligamen, dan tendon menyatukan ekor dan memberikan mobilitas yang luar biasa. Panjang rata-rata ekor kucing untuk jantan adalah 27 cm dan untuk betina adalah 25 cm.

Biar paham, yuk simak lima fakta tentang ekor kucing yang wajib kalian tahu, dirangkum dari Catster.

Baca Juga: Nongkrong di Billboard, 'Kucing Raksasa' Ini Jadi Perhatian Warga Tokyo

1. Ekor kucing adalah alat penyeimbang

Ekor kucing berfungsi sebagai penyeimbang saat kucing berjalan di sepanjang permukaan sempit seperti puncak pagar atau sandaran kursi.

Ekor juga membantu kucing yang berlari untuk tetap berdiri saat ia berbelok tajam untuk mengejar mangsa atau mainan favoritnya.

2. Alat bantu komunikasi

Kucing berkomunikasi sebagian besar melalui bahasa tubuh, dan ekor kucing adalah salah satu bagian terpenting dari peralatan komunikasi kucing.

Dengan memahami “tail talk”, kalian dapat memahami perasaan kucing kalian hanya dengan melihat gerakan ekornya.

Kucing yang bahagia, misalnya, berjalan dengan ekornya terangkat tinggi, dan kucing yang sangat bahagia akan menambahkan getaran di ujung ekornya untuk menunjukkan kegembiraannya.

Sedangkan kucing yang agak kesal akan menggerakkan ujung ekornya, tetapi jika dia mencambuk ekornya ke depan dan ke belakang, sebaiknya kamu menjauh, karena cakarnya akan segera keluar.

Kucing yang berkonsentrasi pada mangsanya akan membuat ekornya terangkat rendah ke tanah, meskipun mungkin ada sedikit kedutan di akhir saat ia mencoba mengendalikan kegembiraannya.

Baca Juga: Ini 3 Alasan Kucing Suka Nungguin Kita di Depan Pintu Kamar Mandi

3. Cedera ekor kucing bisa bikin kerusakan permanen

Meskipun sumsum tulang belakang nggak memanjang sampai ke ekor kucing, cedera masih dapat menyebabkan kerusakan saraf yang serius.

Ketika sumsum tulang belakang berakhir, saraf yang membantu mengontrol dan memberikan sensasi pada ekor, kaki belakang, kandung kemih, usus besar, dan anus harus memanjang ke luar tanpa perlindungan tulang tulang belakang.

Menarik ekor kucing dapat meregangkan atau bahkan merobek saraf ini dan menyebabkan ketidakmampuan sementara (atau permanen) untuk berjalan, ketidakmampuan untuk menahan ekor tetap tegak, inkontinensia, atau nyeri kronis.

4. Kucing bisa hidup tanpa ekor

Meski seekor kucing yang ekornya diamputasi karena cedera, mereka akan beradaptasi dengan hal tersebut.

Bahkan hingga saat ini belum ada penelitian yang menyebut kucing yang terlahir tanpa ekor—kucing Mank misalnya, mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan “kekurangan” yang ia miliki.

animalhealthcenternh.com

Kucing Manx yang terlahir nggak punya ekor.

Baca Juga: Jangan Sembarangan Naruh! Perhatikan 4 Benda yang Berbahaya bagi Kucing Ini

5. Nggak semua kucing berekor punya gen berekor yang sama

Gen yang menghasilkanwujud ekor Manx yang unik adalah dominan, yang dihasilkan bahkan dengan hanya satu salinan gen.

Sementara menjadi homozigot untuk (memiliki dua salinan) gen tak berekor adalah semiletal, dan anak kucing dengan dua gen tak berekor biasanya akan digugurkan secara otomatis. Ituartinya, kucingManx tak berekor dibiakkan dari satu induk tak berekor dan satu orangtua berekor.

Meski begitu,hanya memiliki satu salinan gen juga dapat menyebabkan kondisi yang disebut sindrom Manx, yang meliputi spina bifida, vertebra yang menyatu, dan masalah usus atau kandung kemih.

Di sisi lain, gen yang menyebabkan ekor keriting seperti Japanese Bobtail adalah resesif, dan kucing perlu memiliki dua salinan gen itu agar sifat itu untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan nggak memiliki potensi masalah kesehatan yang sama sebagai gen Manx. (*)

Baca Juga: Kisah Drummer Death Metal yang Dedikasikan Setengah Hidupnya untuk Kucing Terlantar

Editor : Alvin Bahar

Sumber : catster.com

Baca Lainnya