5 Tips dari Para Mahasiswa Indonesia buat Dapetin Beasiswa Luar Negeri

Senin, 05 Juli 2021 | 13:00
Pixabay/nikolayhg

Ilustrasi kuliah di luar negeri

HAI-Online.com – Kuliah di luar negeri emang jadi impian banyak mahasiswa di Indonesia.

FYI, selain menambah ilmu dan pengalaman, berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2017 kepada mahasiswa Erasmus, menunjukkan bahwa kuliah di mancanegara dapat meningkatkan nilai kompetensi hingga 42 persen.

Menurut organisasi Weforum, terdapat 64 persen pengusaha yang mempertimbangkan pengalaman internasional dalam proses perekrutan karyawan. Untuk dapat mengenyam pendidikan di luar negeri, kini nggak harus selalu merogoh kocek sendiri.

Ada banyak seleksi beasiswa yang dapat diikuti oleh para pelajar Indonesia. Empat alumni Universitas Pertamina misalnya, melanjutkan pendidikan Strata Dua (S2) ke beberapa kampus ternama di luar negeri melalui mekanisme beasiswa.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Cynthia Eka Wahyuni, Nanda Febri Istighfarin, Zayyan Rafi K, dan Kevin Foggy Delu.

Terus apa saja sih kiat-kiat dari para alumni Universitas Pertamina ini untuk lolos dalam seleksi beasiswa luar negeri?

Check ‘em out, guys!

1. Pilih beasiswa sesuai arah karier

Pertama, pastikan kamu sudah menentukan tujuan karier masa depan. Cynthia misalnya, memilih program Erasmus karena beasiswa ini memiliki mekanisme kuliah yang paling menarik.

“Saya akan bersekolah di tiga negara dan tiga universitas yang berbeda. Semester pertama, saya akan belajar di University of Tartu, Estonia. Semester kedua, di University of Glasgow, Scotland, Inggris. Dan untuk tahun terakhir, saya memilih KIMEP University di Almaty, Kazakhstan. Karena saya ingin menjadi pengamat hubungan internasional dan bekerja di bidang tersebut, maka KIMEP yang saya pilih sebagai destinasi terakhir,” papar alumni program studi Hubungan Internasional angkatan 2016 tersebut.

Baca Juga: Pengen Kuliah di Inggris? Manchester Metropolitan University Buka Beasiswa S1–S2 Nih!

2. Ukir prestasi akademik dan non-akademik

Nanda Febri Istighfarin, alumni Universitas Pertamina program studi Teknik Elektro, mengatakan bahwa mahasiswa perlu mempersiapkan berkas-berkas yang akan menjadi penilaian sedini mungkin.

Nanda berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Jeonbuk National University, Korea, melalui beasiswa Global Korean Scholarship (GKS).

“Dalam kasus saya, misalnya capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Selama berkuliah, sebisa mungkin saya menjaga agar IPK saya tidak turun. Selain itu, keaktifan dalam kegiatan kampus seperti himpunan mahasiswa, kejuaran di berbagai level, dan kegiatan ekstrakurikuler juga membantu kita mendapatkan nilai plus mengungguli para pesaing lain,” ucap Nanda.

3. Teliti dokumen dan ikuti perkembangan seleksi

Selain capaian terbaik, Nanda mengatakan penting bagi peserta seleksi untuk mempersiapkan syarat dokumen, memperhatikan tenggat waktu pengiriman dokumen, tata cara pengirimannya, sampai pada tata waktu seleksi.

“Untuk program beasiswa yang saya daftar, saya harus mengirimkan berkas secara langsung ke universitas terkait. Juga melakukan pengecekan berulang agar tidak ada berkas yang kurang,” ujarnya. Setelah berkas dikirimkan, langkah selanjutnya bagi peserta seleksi adalah mengikuti informasi perkembangan seleksi.

4. Ikut kursus bahasa asing

Hampir seluruh program beasiswa mancanegara mensyaratkan sertifikat kemampuan bahasa asing.

Baik Bahasa Inggris, maupun bahasa ibu dari universitas terkait. Cynthia mengatakan, ia rajin mengikuti kursus International English Language Testing System (IETLS) untuk mengejar nilai minimum dalam syarat beasiswa. Sementara Nanda, menengarai sertifikat Bahasa Koreanya menjadi salah satu nilai plus ia memperoleh beasiswa.

Baca Juga: Kemendikbud Ristek Buka Beasiswa Unggulan 2021, Dapat Biaya Pendidikan

5. Konsultasi dengan dosen atau penerima beasiswa

Salah satu poin penilaian penting dalam seleksi beasiswa adalah motivation letter. Menurut Kevin, alumni program studi Teknik Lingkungan UP yang diterima di Universitas Southern Taiwan University of Science and Technology, untuk membuat motivation letter, sebaik mungkin perlu saran dan masukan dari orang lain.

“Misalnya, orang yang sudah pernah lolos dalam seleksi beasiswa, dosen pembimbing akademik yang memahami kemampuan akademik dan kecenderungan minat kita. Sehingga meminimalisir kesalahan," ujarnya.

Zayyan, alumni program studi Teknik Elektro yang diterima pada program beasiswa supervisor di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia, menambahkan bahwa kritik dan koreksi orang lain terhadap motivation letter sangat penting.

“Kita tidak boleh menutup diri pada saran dan masukan. Dan jangan pernah takut untuk salah dan memperbaiki,” lanjutnya.

Universitas Pertamina gandeng Universiti Teknologi Petronas

Nah buat kalian yang lagi pengen cari pengalaman berkuliah di luar negeri kepada para pelajar Indonesia, saat ini Universitas Pertamina juga tengah membuka program kelas internasional dan gelar ganda bekerja sama dengan kampus mitra kenamaan Universiti Teknologi Petronas, Malaysia.

Mahasiswa pada kelas ini, akan berkuliah di Universitas Pertamina pada dua tahun pertama, dan menyelesaikan dua tahun sisa masa studinya di Universiti Teknologi Petronas, Malaysia.

Para lulusan program gelar ganda akan menerima dua gelar sekaligus setelah mereka menuntaskan kuliahnya.

Bagikalian lulusanSMA/SMK yangpengenberkuliah di kampus besutan PT Pertamina (Persero) tersebut, saat ini pun tengah dibuka Seleksi Nilai UTBK untuk Tahun Akademik 2021/2022. (*)

Baca Juga: Unsoed Masih Buka Jalur Seleksi Mandiri Jenjang D3-S1 Non-UTBK 2021

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kiat 4 Mahasiswa Indonesia Raih Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya