HAI-Online.com - Aksan Sjuman atau Wong Aksan membeberkan beberapa fakta dibalik lagu Kirana Dewa 19. Salah satu fakta yang dibeberkan mengenai ketukan drumnya yang ikonik di lagu tersebut.
Berbicara kepada Iqbal di channel Youtube drumNDRUM pada 21 Juni 2021, menurutnya referensi drum lagu Kirana Dewa 19 adalah lagu Babyface milik U2.
"Kita latihan dulu nih waktu itu, setelah itu album U2 keluar. Terus si Dhani minta, ini kayak gini aja lagunya nih, kalo nggak salah lagunya Babyface," ungkapnya.
Aksan melanjutkan saat itu dia membawa sound engineer dari Jerman yang bernama Wolf yang selalu memberikan masukkan kepadanya.
"Wolf itu selalu ngasih masukkan secara sound. Jadi dia bilang, Aksan mainnya jangan gitu tuh, tone-nya yang tadi itu yang enak dan ini yang enak. Jadi ada beberapa masukkan-masukkan dari perspektif sound engineer ya," ucapnya.
Eks drummer Dewa 19 juga mengungkapkan kalau hihat adalah bagian paling penting di rhytem lagu Kirana. Selain itu, Aksan mengatakan kesulitan main saat itu karena dia memiliki basic dari jazz makanya pukulannya luwes.
"Jadi waktu pas gue main itu, gue kayaknya ngebayangin emang bunyinya drumnya harus kaku sebenernya. Jadi gue harus agak berbeda ya, jadi gue harus main dengan pergelangan tangan dan benar-benar kaku," ucapnya.
Hal terpenting saat dia main di lagu Kirana yaitu hihat-nya mesti kasar. Lalu, karena dia suka hal yang berbeda, bass drum yang digunakan rekaman Kirana saat itu berukuran 16 inch setara dengan floor tom.
Dia juga mengungkap snare drum juga harus disetting dulu, "Snare drumnya itu kita tuning sekencengnya aja. Kalo berasa udah kenceng, jadi bunyinya 'tong' gitu," ungkapnya.
Baca Juga: Benarkah Ahmad Dhani Pecat Wong Aksan dari Dewa 19 karena Terlalu ‘Jazzy’?
Kemudian, pria yang dijuluki Wong Aksan ini juga mengungkapkan kesulitannya dalam lagu Kirana, "Sebenernya sih yang paling susah dari lagu ini adalah bagaimana untuk nggak terbawa emosi ya," pungkasnya.
Dia melanjutkan, "Lo harus bener-bener ngerasa bass, drum, snare sama satu simbal doang. Itu adalah bagian dari sebuah konsepnya. Aksan mengatakan mood itu penting bagi drummer untuk membuat lagu menjadi enak.
Selain itu, bicara mengenai perbedaan drummer zaman dulu dan sekarang, Aksan Sjuman menyebut drummer jago di zaman dulu itu nggak terlalu jago, "Dibanding dengan sekarang, karena memang possibilities lo lebih banyak, karena memang sudah ngelewatin generasi setelah itu kan," ucapnya.
"Gue kalo buka Instagram, segala macem. Ini kok bisa sejago ini orang main. Dulu tuh nggak ada yang begitu. Sejago-jagonya yang lo pandang itu jago, ya Roger Taylor Queen itu udah jago tuh," ujarnya.
Karier pria yang pernah menempuh pendidikan di Jerman itu, bisa dibilang nggak begitu lama saat di Dewa. Setelah menyelesaikan album Pandawa Lima (1997), Aksan dikeluarkan dari Dewa pada Juni 1998. Setelah terlepas dari Dewa, Wong Aksan kemudian bergabung dengan grup musik Potret di album kompilasi The Best of Potret (2001).
Baca Juga: Aksan Sjuman Ungkap Pernah Diajak Main Bareng Scorpions, Nolak Karena Milih Dewa 19