HAI-ONLINE.COM - Pergerilyaan skateboarder Bandung di era 90-an bikin mereka putar otak demi punya skatepark. Etos DIY alias Do It Yourself dikibarkan, mereka pun bikin kompilasi Ticket To Ride, A Benefit For Your Local Skate Park.Semua demi cita-cita punya skatepark yang dilengkapi dengan half pipe, ramps, lump dan ada tempat nongkrongnya. Di album ini, total ada 18 band indie Bandung dengan musik yang bervariasi."Tidak mau terkotak-kotak. Anak skateboard juga dengar macam-macam musik. Tergantung selera. Bahkan ada yang jazz-jazzan," ungkap Ade Moslem, project director kompilasi ini.Selain buat usaha menggalang dana untuk pembuatan skatepark, maksud dari Ticket to Ride adalah bikin pendengar ngerasain asiknya main skateboard."Judulnya diambil dari Ticket to Ride-nya The Beatles," paparnya."Sistem yang digunakan bagi hasil. Misalkan satu kaset yang terjual langsung dibagi ke 18 band, plus Spills, plus untuk skatepark," Ade menjelaskan.
Baca Juga: Sejarah 21 Juni Jadi Go Skateboarding Day: Lebaran-nya Skateboarder DuniaIde pembuatan album ini pertama kali dilempar ke Puppen.Robin, gitarisnya, langsung antusias. Band apapun yang mau boleh ikutan, tapi Robin merekomendasikan beberapa lama.Ticket to Ride di-launching pada 27 Agustus 2000, di GOR Saparua, Bandung.Album kompilasi ini dapat dukungan penuh dari 347 Boardrider Co, Ripple, Indicator, Troli Magazine, dan Spills Record.Ticket to Ride menghabiskan dana sekitar Rp20 juta. Jumlah yang nggak sedikit untuk di tahun 2000. Jalur penjualannya lewat underground, melibatkan toko kecil di Jakarta dan Jawa Barat.Band-band yang mengisi kompilasi ini kini banyak yang jadi gede. Seperti Koil, Burgerkill, dan Rosemary.