Sering Daur Ulang dan Remix Lagu Lama Dewa 19, Ahmad Dhani: Gue Lagi Berhemat, Lagu Hits Nggak Semuanya Langsung Dikeluarin

Kamis, 10 Juni 2021 | 17:00
HAI/Fariz

Ahmad Dhani

HAI-ONLINE.COM - Perhatiin deh karya-karya Ahmad Dhani selepas membentuk Republik Cinta Management, banyak banget lagu lama Dewa 19 atau lagu karyanya yang didaur ulang, dibawain musisi lain, atau di-remix.Contoh: di album perdana Dewi Dewi bertajuk Recycle+, cuma ada dua lagu orisinal, sisanya lagu Dewa 19 semua dan satu lagu Queen.Atau di album pertama The Rock, yang banyak berisi lagu Dewa 19 versi swing.Nah, di HAI nomor 40 tahun 2007, Ahmad Dhani sempat ngasih tau alasannya."Kalo gue bilang sih menghemat. Bukan mengendor. Misalnya nih, di Dewi Dewi, gue cuma bikin dua lagu baru. Di The Rock juga banyak lagu lama. Begitu juga di album repackage Dewa. Sebenarnya sih, itu dalam rangka berhemat. Bukan karena kendor," akunya.Ibarat kata menghemat pengeluaran, supaya tetap hidup di masa depan."Yang gue coba lakukan sekarnng itu adalah gue nggak man boros-boros. Karena perjalanan gue masih panjang," lanjutnya.

Baca Juga: Alasan Ahmad Dhani Beli Lagu Neng Neng Nong Neng: Selera Pendengar Musik Indonesia MenurunPendekatan ini berbeda dengan di awal karier Dewa 19, di mana Dhani masih suka membuat album "utuh" - berisi lagu original, tanpa cover atau remix."Gue sadar itu ya dua tahun belakangan ini. Yang buat gue sadar adalah kenyataan kalo di industri rnusik sekarang ini kita nggak perlu jualan banyak lagu," katanya, dengan gaya khas. "Menurut gue, gue terlalu boros di album Bintang Lima dan Cintailah Cinta. Karena menurut pengamatan gue, boros itu kadang-kadang nggak baik juga. Misalnya begini. Di album Cintailah Cinta sebenarnya banyak lagu yang bagus. Misalnya Kosong. Tapi jadi nggak terdengar karena ketilep sama Pupus. Akhirnya, banyak lagu gue yang tabrakan," jelasnya. Selain pemborosan, fenomena "jualan single" ternyata udah disorot Dhani saat itu."Lo lihat aja semua band. Kayak misalnya Matta dengan lagu Ketahuan. Yang dijual kan cuma Ketahuan. Sisanya tempelan. Nggak terlalu didengar juga. Makanya, nggak jual the whole album. Paling banter tiga lagu kuat udah cukup dimasukkan sebagai daya jual sebuah album," paparnya. "Sedangkan kayak di Republik Cinta, banyak banget lagu yang tabrakan hingga akhirnya nggak jadi. Kayak misalnya. Perasaanku Tentang Perasaanku Kepadamu. Lagu itu bagus. Dan, menurut gue kalo dijadiin singel pertama pasti kuat. Tapi, karena ketiban sama singel-singel lainnya, jadi gagal total," ucapnya.Kalo diperhatiin, ada benernya, terutama dari sisi bisnis. Bahkan mungkin masih relate kalo dikaitkan dengan musik zaman sekarang. Bener nggak?

Tag

Editor : Alvin Bahar