Dewa 19 Dibilang Stagnan dan Kualitasnya Menurun, Dhani: Dewa 19 Itu Musiknya Variatif, Nggak Kayak The Killers

Selasa, 08 Juni 2021 | 10:00
HAI

Ahmad Dhani

HAI-ONLINE.COM - Lagu Dewa 19 memang banyak yang klasik, tapi harus diakui ada masa di mana kualitas musik band tersebut terasa stagnan dan kualitasnya menurun.

Tepatnya, di masa Dewa 19 ngerilis album "Republik Cinta". Gara-gara Dhani kebanyakan urusan, album Dewa 19 tersebut jadi berasa kurang greget. Malah, ada lagu cover version segala. Apa benar band asal Surabaya ini udah nggak kreatif?

Semua terjawab di HAI edisi 08, tahun 2006. Yang jelas Dhani bukan tipe orang yang suka asal bicara. Kendati arogan, dia selalu bisa atau setidaknya berusaha membuktikan pendapatnya dengan sebaik mungkin.

Sempat terdiam beberapa saat, ia mulai menjelaskan berbagai alasan yang membuktikan bahwa Dewa nggak stagnan.

"Lagu Larut nggak bisa jadi ukuran kalo album ini jalan di tempat dan mengulang lagu kemaren. Di sini (album Republik Cinta, RED.) banyak pembaruan. Misalnya Laskar Cinta. Ini adalah lagu Dewa pertama yang bertipe Spanish dan arabic," belanya.

"Lagu Sedang Ingin Bercinta malah ada unsur R'nB ala Craig David yang belum pernah dibikin... Lantas, ada Lelaki Pencemburu yang warnanya rock new wave, Perasaanku Tentang Perasaanku Kepadamu yang blues pop sixties. Kami belum pernah bikin beat kayak gitu di tujuh album sebelumnya. Emotional Love Song juga begitu. Pokoknya nggak ada beat yang sama," ujarnya panjang lebar.

Baca Juga: Aksan Sjuman Ungkap Pernah Diajak Main Bareng Scorpions, Nolak Karena Milih Dewa 19

Sejurus kemudian, Dhani kembali menegaskan pendapatnya. Ia merasa beat yang variatif adalah bukti bahwa Dewa nggak kurang kreativitas.

"Kalo mau liat progresi Dewa di album ini, cukup diliat dari beat yang ada. Band lain beatnya sama terus yang dipake dari satu album ke album lain. Dewa nggak begitu. Dari lirik mungkin cuma Laskar Cinta yang mengalami kemajuan. Lagu lain sih lirik komersial aja. Biasa lah seperti album dulu. Tapi itu juga nggak berarti kekurangan kualitas kreativitas," bilangnya, pede.

"Album ini punya variety and diversity musik rock. Orang bule pun sekarang agak susah kayak begitu. Genre mereka monoton. The Killers misalnya begitu semua lagunya. Itu-itu aja. Monoton. Dewa sih variatif. Linkin Park masih variatif. Muse juga. Nggak gampang bikin album variatif kayak Queen. Tapi dengan tetap punya benang merah. Dan itu sulit," samber cowok bernama lengkap Ahmad Dhani Prasetyo ini.

"Kadang-kadang gue berpikir buat apa gue melakukan sesuatu yang udah pernah. Mengulang kesuksesan dengan resep yang sama itu kan sebuah pengulangan. Gue lebih pengen bikin sesuatu yang baru. Ada saatnya gue melakukan pengulangan. Kayak dilakukan The Beatles atau U2 misalnya. Masih banyak banget yang pengen gue lakukan di album Dewa," repetnya lagi.

Dengan segala kesibukan yang ada di tangan Dhani, jadi masuk akal kalo saat itu ada tuduhan album Dewa 19 berasa jalan di tempat. Setelah Republik Cinta pun, Dewa 19 hanya merilis "album" Kerajaan Cinta, yang berisi dua lagu baru dan segudang lagu lama yang diaransemen ulang.

Secara semua proses kreatif bermuara di kepalanya. Once cuma menyumbang satu lagu Live On. Sedangkan Andra juga memberikan lagu SelimutHati. Sisanya Dhani yang pegang. Song writing plus aransemennya.

Di satu sisi punya anggota band sekualitas Dhani tentu menyenangkan. Selalu ada orang yang punya ide segar dan siap meng-handle segalanya. Tapi kadang bisa juga jadi hambatan. Kalo mentok misalnya kan berabe?

"Saya nggak pernah mentok. Nggak pernah " ujarnya sambil tertawa.

Tag

Editor : Alvin Bahar