Gelar Ultramarathon di China, 21 Pelari Tewas Lainnya Hipotermia karena Cuaca Ekstrem yang Mendadak

Senin, 24 Mei 2021 | 09:32
Xinhua

Tim penyelemat di Ultramarathon China yang Tewaskan 21 Pelari, Lainnya Hipothermia karena Cuaca Ekstrem yang Mendadak

HAI-Online.com- Siapa menyangka acara lomba lari Ultramarathon di China dihadang bencana alam.

Kabarnya21 pelari tewas dalam lomba ultramaraton di kawasan Hutan Batu Sungai Kuning di Baiyin, Provinsi Gansu, China pada Sabtu (22/5/2021) kemarin.
Sampai kini, tim penyelidik masih mendalami penyebab kematian 21 pelari tersebut.
Baca Juga: Gerhana Bulan Berwarna Merah Bakal Menghiasi Langit pada 26 Mei Besok, Catet Nih Waktu Puncaknya!
Peristiwa naas ini terjadi setelah hujan deras, hujan es dan angin kencang menghantam sebagian area rute lomba lari itu.
Setelah operasi penyelamatan yang melibatkan lebih dari 700 personil digelar selama sepanjang malam dengan suhu yang membekukan tulang, tim berhasil mengonfirmasi bahwa dari total 172 peserta lomba, 151 orang dinyatakan selamat.
Dikutip dari KompasTV, Kantor berita Xinhua melaporkan, para pelari yang selamat mengalami kelelahan fisik dan penurunan suhu yang tiba-tiba.
Meski banyak kabar simpang siur soal kematian 21 pelari ultra ini, namun ada sejumlahfakta yang dikemukakan Asocuated press pada Minggu (23/5) kemarin:
  1. Di kawasan pegunungan di ketinggian sekitar 2.000 – 3.000 meter di atas permukaan laut, para pelari melintasi sebuah jalan setapak yang sangat sempit.
  2. Para peserta lomba lari ultramaraton bukanlah pelari pemula. Salah seorang pelari yang meninggal dunia adalah Liang Jing, yang telah memenangkan lomba lari 100 kilometer di Ningbo, menurut harianPaperyang bermarkas di Shanghai.
  3. Menurut salah seorang anggota penyelenggara lomba, Gansu Shengjing Sports Culture Development Co, seperti dikutip dariBeijing News, tak ada prediksi cuaca ekstrim pada hari perlombaan. Namun, Pusat Informasi Peringatan Dini Nasional cabang Baiyin telah memperingatkan adanya hujan es dan angin kencang yang melanda selama tiga hari belakangan.
  4. Penyelenggara lomba terhitung berpengalaman. Menurut salah seorang peserta lomba yang berhasil selamat, sebelumnya pihak penyelenggara telah menggelar lomba lari serupa selama 4 kali.
  5. Cuaca ekstrim yang terjadi secara tiba-tiba membuat para pelari terkejut. Lantaran tidak menduga adanya cuaca ekstrim, para pelari tidak mempersiapkan diri dengan perlengkapan kondisi musim dingin. Banyak para peserta yang hanya mengenakan atasan berlengan pendek.
Seorang pelari yang berhasil selamat karena memutuskan kembali di tengah jalan, menceritakan kisahnya.

“Saya berlari selama 2 kilometer sebelum perlombaan untuk pemanasan. Tapi ada fakta yang mengganggu. Bahkan setelah saya melakukan pemanasan dengan berlari sejauh 2 kilometer, tubuh saya tak juga memanas,” tutur sang pelari dalam akun WeChat-nya.

Baca Juga: Kamu Seneng atau Sedih? Pemanasan Global Bikin Orang Nggak Perlu Lagi Jaket Tebal Kalo Liburan ke Antartika

Ia juga menambahkan, ramalan cuaca sehari sebelum perlombaan tidak menyebutkan adanya cuaca ekstrim yang mereka temui.

Bagian rute lomba paling sulit terletak di kilometer 24 hingga 36, karena pelari harus melintasi jalur terjal menanjak dengan ketinggian sekitar1.000 meter. Di jalur itu hanya ada bebatuan dan pasir, dan jari-jemarinya, kata si pelari, mengalami mati rasa karena suhu yang teramat dingin.

Saat ia memutuskan kembali, sang pelari sudah merasa linglung. Ia berhasil selamat karena bertemu dengan tim penyelamat di tengah jalan.

Menurut laporan reporter setempat, sejumlah pelari sempat terperosok ke dalam jurang di kawasan pegunungan itu.

Dihimpun dari laporanXinhua, operasi penyelamatan berakhir pada Minggu siang (23/5/2021).

Sejumlah pengguna media sosial sempat mengungkapkan kemarahan mereka, menuding pihak penyelenggara tak siap dengan rencana antisipasi. Hingga kini, pihak penyelenggara lomba lari belum mengeluarkan komentar terkait insiden itu.

Wali Kota Baiyin Zhang Xuchen menggelar konferensi pers pada Minggu malam dan mengungkapkan permintaan maaf mendalam sebagai tuan rumah acara itu. Pemerintah setempat menjanjikan penyelidikan menyeluruh. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya