HAI-Online.com – Setelah tutup selama hampir satu tahun, New York membuka kembali sebagian bioskop pada 5 Maret 2021.
Penantian masyarakat atas dibukanya kembali bioskop sebenarnya nggak seberapa dibanding apa yang terjadi di tahun 1918 silam, sebagaimana dituliskan laman Time.
Artikel surat kabar dalam arsip digital Influenza Encyclopedia, yang diproduksi oleh Center for the History of Medicine di Universitas Michigan melaporkan sebuah kegembiraan saat bioskop kembali dibuka pada masa itu.
FYI, antara tahun 1905 hingga 1908, film menjadi hiburan perdana bagi masyarakat. Era itu dijuluki nickelodeon yang artinya, film seharga nikel.
Baca Juga: Sejarah Terbentuknya April Mop, Benarkah Cuma buat ‘Prank’?
"Tahun 1918 hingga 1920 adalah titik balik bagi industri, kata William J, Maan, penulis Tinseltown: Murder, Morphine and Madness at the Dawn of Hollywood.
"Film menjadi hal baru pada tahun 1910, tapi pada tahun 1918, mereka menjadi penghasil uang yang besar, ia adalah bagian penting dari perekonomian."
Pada 9 Oktober 1918, National Association of the Motion Picture Industry telah mengumumkan untuk menghentikan perilisan film baru ke 17.500 bioskop Amerika.
Selain itu laporan New York American mengungkapkan, sekitar 60 persen produksi film di California terhenti. Menurut Benjamin Hampton dalam A History of the Movies (1913) itu adalah "awal dari akhir" sebuah film.
Sekitar seminggu setelah departemen kesehatan Chicago menutup bioskop. Sebuah editorial Chicago Herald And Examiner edisi 22 Oktober 1918 pun bertajuk "We Miss Our Movies".
Sama seperti pandemi COVID-19, masyarakat Amerika pada awal abad ke-20 menemukan berbagai cara untuk tetap menonton film.
Nggak semua bioskop tutup. Di Michigan dan New York misalnya, beberapa bioskop diminta untuk melawan pandemi flu.
Baca Juga: Fotografi Hindia Belanda: dari Pariwisata hingga Mengalami Kelumpuhan
Seorang pembicara akan menjelaskan bagaimana influenza menyebar dan bagaimana bahaya virusnya. Kemudian tampilan slide tentang praktik kebersihan yang baik ditunjukkan.
Komisaris Kesehatan Kerajaan Kota New York Royal Copeland dalam surat kepada National Association of Industri film mengatakan pada 17 Desember 1918, bahwa "teater gambar bergerak itu sangat membantu Departemen Kesehatan dalam memajukan pekerjaan pendidikan kesehatan masyarakat selama wabah berlangsung".
Pada akhir 1918 dan awal 1918, banyak kota di Amerika mengira bahwa mereka tahu cara mengendalikan pandemi flu. Jadi ketika bioskop kembali dibuka, ada tindakan pencegahan yang jika kita lihat, terdengar familiar seperti era COVID-19 saat ini.
Seperti yang dikatakan San Francisco Chronicle bahwa di Spokane, Washington, teater dibuka dengan setengah kapasitas. Membuat setiap baris kursi kosong untuk jaga jarak sosial.
Kemudian departemen kesehatan mengatakan, bahwa di San Antonio, Texas, siapa pun yang batuk di bioskop harus segera pergi "untuk menghindari rasa malu diminta oleh petugas untuk melakukannya".
Dan setiap teater menugaskan seseorang untuk menemukan siapapun di antara hadirin yang batuk. Hal ini ditulis di San Antonio Express pada 15 Januari 1919. (*)
Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul “Kerinduan Orang Nonton Bioskop Saat Flu 1918 Terasa Akrab pada 2021”
Baca Juga: Cara Mengucapkan Nama Brand Internasional Biar Lo Nggak Malu-maluin