Kafe dan Kuil Bernuansa Kematian di Bangkok Thailand Kini Ramai Dikunjungi saat Pandemi

Minggu, 07 Februari 2021 | 14:45

Kafe dan Kuil Bernuansa Kematian di Bangkok Thailand Kini Ramai Dikunjungi saat Pandemi

HAI-Online.com- Tahukah kamu dua tahun lalu, sebuahkafe unik di Bangkok, Thailand tengah viral karena konsep yang ditawarkannya bertema kematian.
Yap, saat itu, pengunjung yang datang ke kafe bernama The Kid-Mai Death masih sangatjarang alias sepi. Gimana nggak, meski punya keunikan, orang-orang harus mikir dua kali dulu deh jika mau menyambangi kafe yang mirip sebuah rumah pemakaman itu.
Dilansir dari Oddity Central, penampakan kafe tersebut memang sangat unik dan tidak seperti kafe pada umumnya. Sesuai namanya, kafe itu didesain menyerupai acara pemakaman.

Baca Juga: Tiga Negara Ini Tembak Mati Orang yang Nggak Pakai Masker Pas Keluar Rumah, Ngeri Deh!

Ketika pengunjung datang di depan pintu masuk kafe, mereka sudah disuguhi lorong hitam dengan berbagai tulisan antara lain "apakah kamu lelah?" atau "apa yang ingin kamu lakukan namun belum kesampean?"

Setelah itu, di tengah kafe terdapat peti mati seukuran manusia normal, lengkap dengan karangan bunga di sebelah kanannya.

Tidak lupa terdapat tengkorak yang duduk di kursi hitam, tidak jauh dari peti mati tersebut berada.

Di sebelah karangan bunga itu, pengunjung disambut dengan tulisan inspirasional "pada akhirnya, Kamu nggak akan bawa apa-apa". Ngeri nggak, tuh diingetin akhir hayat melulu hehehe?
Bukan sembarang kafe, ternyata menurutpengelola Kid-Mai Death, kafe itu ditujukan untuk pengunjung yang ingin meningkatkan kesadaran akan kematian.
"Kami ingin agar para pengunjung bisa lebih menikmati dan menghargai hidup. Sebab, kita tidak tahu kapan hidup kita bakal berakhir," ujar pengelola Kid-Mai Death dikutip dari Kompas.com.

Katanya, setelah mencoba peti mati ini, maka nafsu makan pengunjung akan bisa bertambah, bahkan semua hidangan pun jadi terasa lebih nikmat. Apa iya?

Baca Juga: Cewek Ini Bikin Kesel Netizen, Dia Nggak Mau Makan Roti Karena Nggak Muat di Mulut

Cobain Kafe unik The Kidmai Death

Remaja ikut masuk ke peti mati

Tren gimmick kematian dengan masuk ke peti mati imi ternyata diikuti remaja 15 tahun,Tammy yang akhirnya ikut masuk ke dalam kotak perisitirahatan manusia.

Tammy telah menghabiskan waktu selama tiga menit di peti mati yang tertutup.

Meski hanya sebentar, Tammy mengaku kapok berbaring diam di peti mati dalam kondisi tertutup lagi.

Itu adalah pengalaman Tammy saat berkunjung ke Kid Mai Death Cafe di Bangkok, Thailand.

"Rasanya nyaman, tapi saya nggak bisa tidur atau rileks di dalamnya karena saya merasa kayak mau mati. Kematian yang saya rasakan adalah perasaan ketika kamu berpikir akan kehilangan segalanya hari ini dan perasaan ketika kamu nggak bakal hidup lagi, nggak bisa melihat ibu dan ayah lagi," kata Tammy kepadaCNN Travelsambil keluar dari peti mati di Kid-mai Death, Bangkok.

"Saya masih ketakutan. Sepertinya saya tidak mau di dalam sana lagi," imbuh Tammy lalu tertawa.

Meski diakui mendapat ketenangan, remaja itu tetap memikirkan sepinya sendirian dalam ruangan sempit itu.

Padahal, dia waktunitu dapatdiskon dari pengelola kafe lantaran jadi pengunjung yang berani berbaring di dalam peti mati selama 3 menit dalam keadaan tertutup. "Tetep saya mggak mau melakukannya lagi," katanya.

Baca Juga: Satu Kru Positif Covid-19, Syuting Film Fantastic Beasts 3 Kembali Ditunda

Jadi tren pencari ketenangan dan obat stress di tengah pandemi

Masuk ke dalam peti mati ternyata menjadi minat bagi ratusan warga Thailand pada musim pandemi Covid-19 ini.
Menyadur dariNational Post,pada laporannya di akhir Januari 2021menyebuttren masuk ke peti mati sambil memegang bunga tengah menjadi rituak bagi warga Thailand yang mencari ketenangan diri

Nggak kurnag dari 100 orang mengantre untuk ikut ritual kematian tersebut di Kuil Wat Bangna Nai di Bangkok Thailand.

Mereka yang melakukan upacara kematian tersebut berhatap dapat meningkatkan keberuntungan dan mengurangi tekanan hidup selama masa pandemi ini.

"Saya harus mengakui bahwa saya stres belakangan ini karena penghasilan saya berkurang akibat pandemi dan saya yakin semua orang di sini juga merasakan hal yang sama," kata Nutsarang Sihard, peserta ritual berusia 52 tahun.

X02594
SOE ZEYA TUN

Tren re-fortune alias mengembalikan keberuntungan saat pandemi, laris di Thailand

Usai mengikuti ritual tiduran di peti mati sambil memegang bunga dan ditutup selembar kain kafan, dia juga dinyanyikan lagu dari para bhiksu.

“Saya merasa seperti terlahir kembali, hidup kembali dan menjadi orang baru,” kata Nutsarang yang ngaku punya toko.

Nggak cuma orangtua, anak muda juga ikutan tren ini, Chonlathit Nimimenwai, 23 tahun misalnya, dia hadir karena seorang peramal mengatakan kepadanya bahwa hidupnya dalam bahaya.

"Itu bikin saya stres. Itulah mengapa saya di sini hari ini karena saya ingin merasa lebih baikan," katanya.

Banyak kuil di Thailand mengadakan upacara serupa dan Prakru Prapath Waranukij, seorang biksu yang melakukan upacara ini, mengatakan bahwa meskipun ritual tersebut mendapat beberapa kritik secara online, dia merasa penting untuk merenungkan kematian.

Baca Juga: Bocoran One Piece chapter 1003: Gawat CP-0 Ikut Campur Perang Onigashima, Nasib Luffy pun Terancam

“Ini mengingatkan orang bahwa suatu hari kita akan mati, jadi kita harus berhati-hati dengan cara kita menjalani hidup,” kata Prakru.

Ya, ingat kematian itu bagus untuk kesehatan jiwa, asal jangan pada berkerumun di peti mati ya Genk, apalagi nggak pakai masker. Takutnya, beneran deket. Coi coi coi!(*)

Tag

Editor : Al Sobry