Guru Besar UGM ’Modifikasi’ Nyamuk Aedes Aegepty untuk Tekan Penyebaran DBD

Selasa, 22 Desember 2020 | 08:00
Kompas.com

Ilustrasi nyamuk aides aegypti dan DBD

HAI-ONLINE.COM - Terobosan di bidang kesehatan untuk menekan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) dilakukan oleh ilmuwan dari Indonesia. Adalah Adi Utarini, Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menemukan terobosan biologis dalam mencegah penyakit demam berdarah dengue dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke tubuh nyamuk Aedes Aegypti, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.Bakteri tersebut mampu menghambat berkembangnya virus demam berdarah dengue dalam tubuh nyamuk sehingga virus tersebut terhambat dalam menulari manusia. Terobosan itu membuat Adi dan rekan-rekan peneliti berhasil memangkas 77 persen kasus demam berdarah di beberapa bagian kota besar Indonesia dengan melepaskan nyamuk yang telah dimodifikasi untuk menghentikan nyamuk menularkan virus. Melansir laman UGM, penelitian yang dimulai dari tahun 2011 sudah membuahkan hasil. Setidaknya daerah yang menjadi lokasi riset penyebaran nyamuk berwolbachia di Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menurunkan jumlah tingkat insidensi kasus demam berdarah.

Baca Juga: Nggak Cuma Bikin Melek, Kopi Bisa Digunakan buat Deteksi Dini Gejala Covid-19 Juga LhoSalah satu peneliti Warsito Tantowijoyo mengatakan, nyamuk aedes aegypti yang dikenal sebagai vektor pembawa virus, tidak akan mampu menularkan virus dengue ke manusiadengue jika di dalam tubuhnya mengandung bakteri wobcahia.

Sebab, wolbachia akan menahan replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. “Memang tidak nampak ada perubahan pada nyamuk, namun virus dengue tidak bisa berkembang karena wolbachia memblokade proses replikasi,” kata pakar entomolog yang juga Ketua Peneliti World Mosquito Program Yogyakarta ini, dikutip dari laman UGM. Nggak hanya menahan laju replikasi, bahkan dengan adanya wolbachia dalam tubuh nyamuk akan menyebabkan jumlah virus dengue pun menjadi sedikit. “Potensinya untuk menulari dengue jadi sangat rendah,” ujarnya.Atas penelitian tersebut, Adi Utarini berhasil masuk dalam daftar 10 orang berpengaruh dalam mengembangkan sains di tahun 2020 yang dirilis oleh penerbit jurnal ilmiah internasional, Nature. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "“Modifikasi” Nyamuk DBD, Guru Besar UGM Jadi 10 Ilmuwan Berpengaruh Dunia"

Tag

Editor : Alvin Bahar