Hobi Naik Gunung? Perhatikan 7 Pesan Guru Besar Unpad Ini Biar Nggak Tersesat

Minggu, 20 Desember 2020 | 18:30
(KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

Gunung Slamet di Jawa Tengah.

HAI-ONLINE.COM - Kegiatan mendaki gunung memang tengah digemari sebagian kaum muda dalam beberapa tahun ini.

Terlebih di situasi pandemi kayak gini, melihat pemandangan alam hijau yang segar bisa jadi solusi meredam stres. Eits, tapi ada beberapa hal nih yang mesti kalian siapkan sebelum mutusin buat naik gunung. Sebab, mendaki gunung itu bukan sekadar travelling biasa. Kita bakal masuk alam bebas yang kadang nggak terduga. Jadi, selain kesiapan fisik dan mental, kalian juga harus memahami pengetahuan mengenai bertahan di alam bebas atau survival. Gak lucu, kan, kalo tiba-tiba kalian nyasar di hutan pas lagi naik gunung?Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Ir. Ildrem Syafri, DEA, para pendaki disarankan untuk membekali dengan keterampilan survival di alam bebas. Sebab, kemungkinan untuk tersesat dan hilang sangat besar saat berada di gunung. Hal ini juga untuk meminimalisir kasus hilangnya pendaki di gunung. Simak nih 7 hal yang harus dipahami pendaki, seperti dilansir dari laman Unpad oleh Prof. Ildrem. 1. Pahami jalur pendakianYang pertama harus tahu jalur sehingga kalau sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, kalian bisa mengambil keputusan karena udah paham medannya. Guru Besar yang aktif sebagai anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri sejak 1981 ini mengatakan, teknologi saat ini sudah memudahkan pendaki untuk memahami medan penjelajahan atau pendakian yang akan ditempuh.

Baca Juga: Weird Genius Berhasil Temukan Kembaran, Arap: Asik Nggak Usah Kerja Lagi2. Pelajari topografiPengetahuan mengenai topografi diperlukan agar pendaki bisa tahu wilayah mana yang terjal hingga wilayah mana yang landai dan bisa dijadikan tempat beristirahat jika fisik merasa lelah atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pelajari pengamatan wilayahSelain itu, pengamatan wilayah juga diperlukan untuk mengetahui jenis flora dan fauna yang hidup di gunung tersebut. Ini akan memudahkan pendaki untuk menghindari kemungkinan kontak dengan hewan liar. 4. Siapkan mentalMental yang kuat diperlukan untuk survival dan hidup di alam bebas. Semakin mampu seseorang bertahan di alam bebas, peluang untuk selamat akan semakin besar. "Kalau mental tidak kuat, panik, menyerah, dan tidak ada usaha bertahan hidup ini yang akan membuat banyak kasus orang hilang di gunung," ujarnya. 5. Cari jalur air/sungaiJika mental sudah siap menghadapi situasi darurat, Prof. Ildrem menyarankan untuk segera mencari sungai atau jalur air. Hakikatnya, sungai akan terus mengalir hingga ke hilir. Semakin ke hilir, sungai akan menemui lokasi perkampungan terdekat. Meski begitu, pendaki tetap harus mewaspadai kemungkinan tersesat atau keluar dari jalur pendakian. Jika menghadapi situasi seperti ini, hal utama yang wajib dimiliki pendaki adalah menyiapkan mental yang kuat untuk memulai survival.

Namun, pendaki juga wajib mewaspadai setiap kontur tepian sungai. Jika menemui air terjun, disarankan untuk tidak langsung menuruni tebing, apalagi bagi pendaki yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai panjat tebing. Agar bisa keluar, maka pendaki bisa menuruni tebing dengan cara memutarinya. Carilah area yang lebih landai untuk turun, tetapi tetap berpatokan pada jalur air. Cara ini relatif aman untuk menghindari risiko terpeleset saat menuruni tebing. 6. Pelajari pengetahuan botani dan zoologiPendaki juga wajib memiliki pengetahuan mengenai botani dan zoologi. Pengetahuan ini akan memudahkan pendaki untuk memilih mana tumbuhan yang bisa dimakan atau tidak. Sebab, banyak sekali tumbuhan yang bisa dimakan, ternyata di dalamnya mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh. Prof. Ildrem mengatakan, ada tips sederhana untuk menghindari kemungkinan keracunan, yaitu: Jangan makan hanya dari satu jenis tumbuhan saja. Bisa jadi, jenis tumbuhan yang kita makan terus-terusan itu akan mengeluarkan racun di dalam tubuh. Coba makan banyak jenis tumbuhan untuk menghindari kalau-kalau ada yang beracun. 7. Bawa peralatan pendukung Selain bekal makanan dan peralatan yang lengkap, pendaki juga wajib membawa peralatan untuk mendukung komunikasi, seperti baterai cadangan dan pengisi daya portabel. Piranti ini akan memudahkan pendaki untuk tetap menjalin komunikasi saat survival. Jika menemukan wilayah dengan sinyal telepon yang cukup, usahakan untuk mengirimkan titik lokasi pada kerabat atau petugas. Titik lokasi ini akan membantu tim pencari untuk menemukan pendaki jika terjadi kasus hilang.

Penulis: Hanif PanduArtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Guru Besar Unpad: Agar Tak Tersesat di Gunung, Pendaki Pahami 7 Hal Ini"

Tag

Editor : Alvin Bahar