Penampakan 'Matahari Buatan' China yang Diperkirakan 10 Kali Lebih Panas dari Inti Matahari

Selasa, 08 Desember 2020 | 19:00
twitter@xwcd2015

Matahari buatan China.

HAI-Online.com-Chinaberhasil menyalakan reaktor fusinukliryang mereka sebut sebagai "matahari buatan" untuk pertama kalinya.

Kabar tersebut disampaikan oleh media pemerintah pada Jumat (4/12/2020) sebagaimana dilansir dari AFP.

Pengoperasian reaktor fusinuklirtersebut menandai kemajuan besar dalam kemampuan penelitian tenaganuklirNegeri “Panda”.Reaktor bernama HL-2M Tokamak tersebut adalah perangkat penelitian eksperimental fusinuklirterbesar dan tercanggih diChina.

Para ilmuwan diChinajuga berharap perangkat tersebut berpotensi membuka sumber energi bersih yang kuat.

Reaktor tersebut menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas dan dapat mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat Celsius, menurut surat kabarPeople's Daily.

Itu berarti, panas yang dihasilkan reaktor tersebut kira-kira 10 kali lebih panas dari inti matahari di mana suhunya sekitar 15 juta derajat Celsius.

Karena tenaga dan panas yang dihasilkan sangat besar, reaktor yang terletak di Provinsi Sichuan tersebut sering dijuluki sebagai “matahari buatan”.

"Pengembangan energi fusinuklirtidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategisChina, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasionalChinayang berkelanjutan di masa depan," tulis surat kabar People's Daily.

IlmuwanChinasendiri telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusinuklirsejak 2006.

Baca Juga: Hari Ini 40 Tahun Lalu, John Lennon Tewas di Tangan Penggemarnya

Mereka berencana untuk menggunakan perangkat tersebut bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).

ITER merupakan proyek penelitian fusinuklirterbesar di dunia yang berbasis di Perancis, yang diharapkan akan selesai pada 2025.

Fusinukliryang diteliti melalui ITER yakni menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.

Mekanisme fusinuklirtersebut berkebalikan dari proses fisinukliryang digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaganuklir.

Tidak seperti fisi, fusi tidak mengeluarkan gas rumah kaca dan mengurangi risiko kecelakaan atau pencurian bahan atom.

Tetapi untuk mencapai fusi sangatlah sulit dan sangat mahal, ITER sendiri diperkirakan menelan anggaran sebesar 22,5 miliar dollar AS (Rp 318 triliun).

Dipuji

PresidenChinaXi Jinpingmengirimkan pesan ucapan selamat ketika perakitan fasilitas eksperimental berlangsung di Prancis pada hari Selasa.

Baca Juga: Vaksin Corona Sinovac Udah Tiba di Indonesia, Ini Perbandingan Harga dengan Vaksin Lain

"China bersedia untuk terus meningkatkan pertukaran ilmiah dan kerja sama dengan semua pihak untuk bersama-sama membuat terobosan penting," katanya seperti yang dilansir SouthChinaMorning Post beberapa waktu lalu.

Pusat Nuklir di Saint-Paul-les-Durance di Provence, Prancis Selatan adalah langkah penting untuk membuat kekuatan fusi tersedia bagi penggunaan sipil.

Eksperimen pertama akan dimulai pada Desember 2025, dengan tujuan menunjukkan bahwa kekuatan fusi dapat dihasilkan secara berkelanjutan dan aman pada skala komersial.

Setelah selesai, reaktor harus dapat menciptakan kembali proses fusi yang terjadi di jantung bintang pada suhu hingga 150 juta derajat Celcius, 10 kali lebih panas dari matahari.

Para ilmuwan berharap bahwa reaksi fusi dapat menyediakan sumber energi yang bersih dan kuat, tetapi mereka belum dapat memanfaatkan prosesnya. Satu-satunya aplikasi yang sukses adalah dalam pembuatan bom hidrogen.

ITER adalah upaya untuk menahan dan mengendalikan energi yang sangat besar. Konstruksi pabrik dimulai pada 2006 dan anggaran awalnya naik tiga kali lipat menjadi sekitar € 20 miliar atau US$ 23,5 miliar.

China bergabung dengan proyek ITER ketika diluncurkan pada 2006 dengan 34 negara lain termasuk Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Swiss, India, Jepang, Korea Selatan, dan 27 anggota Uni Eropa.

Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul Penampakan 'Matahari Buatan' China yang Diperkirakan 10 Kali Lebih Panas dari Inti Matahari

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya