7 Penyebab Kucing Berperilaku Agresif, Ketakutan Jadi Salah Satunya

Senin, 22 April 2024 | 10:03
Shutterstock

ilustrasi kucing

HAI-Online.com -Menghadapi kucing agresif yang mendesis, menggeram, menjerit, bahkan mencakar dan menggigit mungkin dapat menimbulkan teror bagi sebagian orang, terutama orang-orang yang nggak paham bagaimana menangani kucing agresif.

Namun, ketahuilah bahwa perilaku agresif kucing nggak muncul tanpa alasan. Selalu ada tanda peringatan dan penyebab di balik perilaku agresif kucing.

Berikut tujuh penyebab perilaku agresif kucing dan cara menanganinya, seperti dilansir Catster:

1. Kesakitan

Penulis blog kucing sekaligus anggota profesional Cat Writers ’Association, JaneA Kelley menuliskan, kucing yang kesakitan akan merespons dengan desisan dan erangan, terutama ketika area sensitifnya disentuh.

Kucingnya, Siouxsie, melakukan itu jika JaneA nggak sengaja menekan pinggulnya yang sakit. Sentakan keras pada ekor juga, misalnya, bisa sangat menyakitkan bagi kucing. Agresitivitas tersebut terutama terjadi jika rasa sakit yang dialami kucing disebabkan oleh penganiayaan fisik, seperti ditendang atau dipukul.

2. Ketakutan

Kucing yang ketakutan bakal merespons dengan bahasa tubuh yang jelas, ini terutama akan disadari oleh pengasuh kucing yang berpengalaman.

Respons tersebut adalah dia akan berputar ke samping dan menggembungkan ekor serta bulunya agar terlihat lebih besar.

Telinganya akan mendatar ke belakang, dia juga akan mendesis dan pupilnya membesar. Mencoba mendekati kucing dalam keadaan tersebut berisiko menimbulkan reaksi agresif.

Bukan karena kucing itu nggak suka sama kamu, tetapi karena dia sedang berada di tengah-tengah reaksi panik.

Baca Juga: Nggak Cuma Manusia, Kucing Juga Suka Makanan Gurih Alami

3. Hormon

Kucing yang nggak disterilkan atau dikebiri lebih mungkin menjadi agresif. Kucing jantan, khususnya, secara biologis terikat untuk berkelahi dengan kucing jantan lainnya saat betina dalam birahi.

Jika kamu melihat dua kucing berkelahi, jangan campur tangan secara fisik karena hampir pasti kamu akan menjadi sasaran agresi kucing.bi

4. Frustrasi

“Agresi salah sasaran” adalah sebutan untuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh kucing karena nggak bisa menjangkau objek nafsu predatornya.

Misalnya, kucing yang tinggal di dalam ruangan melihat kucing lain berjalan melewati atau menandai wilayah di wilayah miliknya, mungkin akan menjadi sangat reaktif.

Pada saat itu, siapa pun yang sedang sial dan berada di dekatnya, apakah itu kucing lain, anjing, atau manusia, mungkin akan menerima reakai agresi kucing tersebut.

5. Stres

Jika kucing tinggal di lingkungan yang sangat membuatnya stres, seperti di rumah orang-orang yang suka berkelahi atau rumah dengan terlalu banyak kucing, sangat mungkin kucing tersebut merespons secara agresif.Ini sama halnya seperti anak-anak yang tinggal di rumah dengan mendengar atau menyaksikan banyak kekerasan verbal dan fisik, atau adanya kemarahan yang tidak terucapkan, kucing sering kali memerankan dinamika keluarga tersebut dan memunculkan sikap agresifnya.

6. Respons Trauma

Kucing juga bisa menderita stres pascatrauma. Otak mereka terhubung dengan cara yang sama dengan manusia.

Efek kecemasan kronis akibat kekerasan manusia di masa lalu atau perjuangan untuk bertahan hidup di jalanan dapat membuat kucing menjadi agresif. Untuk mengatasi masalah ini, pengobatan singkat anti-kecemasan yang diresepkan oleh dokter hewan, pengobatan homeopati atau essence bunga dapat membantu membuat kucing lebih minim reaktif jika menghadapi pemicunya.

7. Ketidakseimbangan Kimia

Sejauh ini, inilah alasan paling langka bagi kucing untuk menjadi agresif. Tetapi, sama seperti manusia, beberapa kucing memiliki ketidakseimbangan biokimia yang memengaruhi perilakunya.

Untuk kucing-kucing yang mengalaminya, antidepresan atau obat anticemas bisa menjadi penyelamat.

Apapun penyebab agresivitasnya, hampir selalu ada tanda peringatan dan penyebabnya. Jika memahami bahasa tubuh kucing, kamu akan dapat melihat bahwa dia merasa terganggu dengan keadaan sebelum situasinya semakin meningkat ke titik krisis.

Jika kamu memiliki kucing yang sangat reaktif dan ingin membantunya, ketahuilah bahwa itu akan membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, beberapa orang yang pernah membantu kucing yang trauma mengatakan bahwa pengorbanan itu memberikan hasil yang sepadan dengan usahanya.

Tag

Editor : optimization

Sumber Kompas.com