HAI-Online.com -Sebanyak 58 pelajar yang terlibat aksi demonstrasi menolak Omnisbus Lau UU Cipta Kerja bersimpuh dan meminta maaf ke orangtua masing-masing pada Senin (19/10/2020) lalu.
Saat meminta maaf dan bersujud, para pelajar terlihat mengusap air mata. Para orangtua juga nggak kuat menahan tangis saat mendengar permintaan maaf anak-anak mereka.
Baca Juga: Kominfo Lagi Nyiapin Mekanisme Pemblokiran Medsos yang Muat Konten Negatif
Peristiwa haru tersebut terjadi di SMP 1 Surabaya saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pengarahan kepada para pelajar yang ketahuan ikut aksi demo beberapa waktu lalu."Di luaran sana ada anak-anak yang bahkan tidak tahu orangtuanya siapa. Termasuk saya membina anak-anak di Kampung Anak Negeri yang mereka itu ada yang tidak tahu orang tuanya siapa. Kalian kurang bersyukur anak-anakku," kata Risma di hadapan para pelajar, Senin.
Baca Juga: Seorang Remaja Cewek Depresi, Diduga Alami Pemerkosaan oleh 10 Teman Cowoknya
Ia mengaku kecewa kepada para pelajar yang lebih percaya kepada orang lain yang mungkin nggak mereka kenal.
"Inikah yang kalian berikan kepada orangtua kalian anak-anakku? Seandainya kalian babak belur dan terluka dan kemudian dirawat di rumah sakit, itukah balasan kalian kepada orangtua kalian? Kasihan orangtua kalian," kata Risma.
Upaya ini juga diwarnai tangisan, yaitu saat Risma meminta kepada puluhan pelajar yang sebelumnya terlibat kerusuhan aksi unjuk rasa untuk mencium kaki orang tua mereka dan mengucapkan permintaan maaf untuk nggak ngulangi lagi.
Berdasarkan data dari dinas pendidikan kota Surabaya, sebanyak 58 orang pelajar ini terdiri dari 1 pelajar sekolah dasar dan 57 orang pelajar SMP Surabaya yang tertangkap oleh pihak kepolisian dalam kerusuhan unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja 8 oktober lalu.
Agar nggak ada keterlibatan anak-anak dalam aksi unjuk rasa lainya di Surabaya, dinas pendidikan kota Surabaya bakal intensifkan koordinasi dengan para kepala sekolah dan guru untuk mengontrol siswa masing-masing dengan melakukan absensi atau ngasih kesibukan tugas-tugas sekolah di rumah.
Risma juga menghimbau kepada semua pihak untuk nggak mengeksploitasi anak-anak dalam aksi unjuk rasa.
Serta menjaga keamanan dan kondusifitas kota meski ada aksi demonstrasi.