HAI-Online.com -Pada Rabu (15/7) kemarin, akun Twitter Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama serta CEO Tesla, Elon Musk dikabarkan telah diambil oleh orang nggak bertanggung jawab.
Menurut laporan dari UNILAD, akun Twitter milik keduanya kemudian dimanfaatkan oleh si peretas sebagai bagian dari tindak penipuan bitcoin.
Dalam keterangannya, Twitter menyebut bahwa pengambil alihan kedua akun tersebut membuat si hacker menerima lebih dari 100 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,46 miliar) hanya dalam beberapa jam, dari tindak penipuan yang dilakukan.
Pihak Twitter menggambarkan tindakan si peretas sebagai "serangan rekayasa sosial yang terkoordinasi" ke karyawan mereka, yang memungkinkannya untuk mendapatkan akses ke dalam sistem internal.
Sebelum melancarkan serangan ke Obama dan Musk, si hacker terlebih dahulu meretas akun dari beberapa pemain utama dalam bidang cryptocurrency, termasuk CEO Binance dan Coinbase, Changpeng Zhao, serta Gemini.
Setelah berhasil meretas akun-akun tersebut, peretas lalu mengarahkan serangan mereka ke akun sejumlah petinggi perusahaan, selebritis, hingga politisi.
Kemudian, hacker meminta para pengikut mereka untuk mentransfer cryptocurrency ke dompet bitcoin tertentu, dengan memberikan janji imbalan sebanyak dua kali lipat.
Baca Juga: Miris! Remaja India ini Tega Habiskan Uang Berobat Bapaknya Rp 307 Untuk PUBG
"Kalau kalianmengirim 1.000 dolar AS, aku akan mengirim kembali 2.000 dolar AS. Hanya melakukan penawaran ini selama 30 menit," tulis si Hacker.
We’re working with impacted account owners and will continue to do so over the next several days. We are continuing to assess whether non-public data related to these accounts was compromised, and will provide updates if we determine that occurred.Selain Obama dan Elon Musk, akun-akun Twitter dari sejumlah nama besar seperti Joe Bidden, Bill Gates, Kanye West, dan Apple diketahui turut menjadi incaran si peretas untuk melancarkan aksinya. (*)— Twitter Support (@TwitterSupport) July 17, 2020